Latest Post

Jumat, 20 November 2020

PERAWATAN BERKALA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL KENDARAAN RINGAN

Minggu, 15 November 2020

PERAWATAN BERKALA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL SEPEDA MOTOR

 























Rabu, 04 November 2020

PERAWATAN BERKALA SISTEM PENGISIAN KENDARAAN RINGAN

 SILAHKAN BACA MATERI DIBAWAH INI










Minggu, 26 Juli 2020

Perawatan Berkala Sistem Instrument dan Sinyal

A. Prinsip Kerja Sistem Instrumen
Sistem instrumen dan sinyal atau tanda adalah sistem kelistrikan yang ada pada sebuah sepeda motor yang berfungsi sebagai sinyal tanda bagi pengendara maupun orang lain baik berupa sinyal lampu maupun berupa bunyi yang termasuk sistem kelistrikan sinyal antara lain;
  • Lampu Rem.
  • Lampu sein/tanda belok.
  • Oil pressure dan level light (lampu tanda tekanan dan level oil). 
  • Netral light (lampu netral untuk transmisi/perseneling).
  • Fuelmeter (pengukur kapasitas bahan bakar dalam tangki). 
Untuk sistem yang lebih komplit, misalnya pada sepeda motor dengan sistem bahan bakar tipe injeksi (EFI), kadang-kadang terdapat juga hazard lamp (lampu hazard/tanda bahaya), low fuel warnig (pemberi peringatan bahan bakar sudah hampir kosong), temperature warning (pemberi peringatan suhu), electronic fault warning (pemberi peringatan terjadinya kesalahan/masalah pada komponen elektronik), dan sebagainya.
Sistem Instrumen adalah komponen sepeda motor berupa alat ukur yang memberikan informasi kepada pengandara tentang keadaan sepada motor, alat ini ada yang bekerja secara mekanik dan ada yang elektrik. Biasanya, semakin mahal sepeda motor, maka akan semakin lengkap sistem instrumennya..
Berikut beberapa insrumen yang ada di sepeda motor
1. Spidometer
Speedometer adalah alat untuk memberikan informasi kepada pengendara tentang kecepatan kendaraan (sepeda motor). Speedometer pada sepeda motor ada yang digerakkan secara mekanik, yaitu kawat baja (kabel speedometer) dan secara elektronik. Speedometer yang digerakkan oleh kabel biasanya dihubungkan ke gigi penggerak pada roda depan, tetapi ada juga yang dihubungkan ke output shaft (poros output) transmisi/persneling untuk mendapatkan putarannya. Spidometer digital umumnya sudah menggunakan TFT LCD (Thin Film Liquid Crystal Display) sehingga tampilannya terkesan modern dan mudah dibaca.
2. Tachometer
Tachometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan putar mesin dengan satuan RPM (Rotation Per Minute). Tidak semua sepeda motor menggunakan rpm, hanya sepeda motor sport atau bebek (cub) dan skuter tertentu yang menggunakannya. Tachometer sangat benmanfaat untuk memandu pengendara saat melakukan perpindahan gigi yang disesuaikan dengan torsi atau tenaga maksimal motor. Tachometer terbagi dua, mekanik dengan perantara sling /kabel yang berputar dan digital yang menerima sinyal dari sensor
3. Indikator Posisi Gigi Persneling
Pada tampilan pada panel instrument sepeda motor juga dilengkapi dengan lampu indikator gigi persneling dari gigi nol (netral) sampai gigi tertinggi. Namun yang perlu dicermati adalah neutral switch (saklar netral) yaitu saklar yang menunjukkan gigi transmisi posisi sedang netral hal ini penting dimunculkan karena terkait dengan keamanan pengendara ketika akan memulai (starter) menghidupkan mesin kendaraan. Sehingga kendaran tidak meloncat saat mesin akan dihidupkan (baik menggunakan motor listrik maupun menggunakan engkol kaki (kick starter)

Umumnya posisi neutral switch berada di rumah transmisi dan dihubungkan dengan (poros mekanisme pemindah gigi yang disebut sift drum. Pada saat gigi transmisi netral, kontak pada saklar akan terhubung dengan massa, sehingga mengakibatkan lampu netral menyala. Pada sepeda motor yang dilengkapi sistem pengaman, neutral switch juga digunakan untuk mencegah sistem starter tidak bisa dihidupkan jika posisi transmisi sedang masuk gigi
Berdasarkan gambar di samping , dapat diambil kesimpulan bahwa rangkaian starter relay pada system starter baru bisa dihubungkan ke massa jika clutch switch dan kickdown switch posisi menutup atau neutral switch saja yang menutup. Clucth switch menutup jika kopling sedang ditarik, sidestand switch menutup jika posisi sidestand sedang dinaikkan (tidak sedang dipakai untuk menyandarkan sepeda motor). Sedangkan neutral swicth menutup kalau posisi gigi transmisi sedang netral (transmisi tidak masuk gigi).


4. Pengukur Volume Bahan Bakar (Fuel Level Meter)
Salah satu kelengkapan sistem instrumentasi pada sepeda motor adalah pengukur kapasitas bahan bakar dalam tangki, dimana sistem ini terdiri dari beberapa komponen antara lain :
  • Variable resitor, yaitu tahanan yang mempunyai nilai berubah-ubah yang berfungsi sebagai perubah arus listrik, yang mengalir pada unit fuel meter. (diletakkan pada kemudi).
  • Pelampung, yaitu komponen yang berfungsi merubah nilai tahanan berdasarkan ketinggian permukaan bahan bakar pada tangki bahan bakar. (diletakkan di dalam tangki bahan bakar). 
Prinsip Kerja Pada Saat Bensin Penuh
Pada saat bensin penuh tangkai pelambung akan berada pada posisi nilai tahanan listrik yang kecil pada variabel resitor, sehingga arus listrik yang mengalir pada kumparan 1 lebih besar daripada kumparan 2,yang akan menghasilkan garis gaya medan magnet (flux magnetik), yang akan menghasilkan kutub magnit yang sejenis dengan kutub magnit pada lempengan magnit jarum penunjuk, sehingga magnit tersebut akan saling tolak menolak sehingga jarum berputar kearah “FULL”/penuh, sesuai dengan perputaran dari lempengan magnit.
  
Prinsip Kerja Pada Saat Bensin Kosong :

Tangkai pelampung berada pada nilai tahanan listrik yang besar, sehingga arus listrik pada kumparan 1 berkurang, yang menjadikan kumparan 2 arus listriknya bertambah, dan akan menghasilkan garis gaya medan magnit yang sejenis dengan kutub magnit jarum, sehingga magnit akan saling tolak menolak, dan lempengan magnit akan berputar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) sampai jarum tepat berada pada posisi “Empty” (kosong)


Bila kunci kontak dimatikan, maka tidak terjadi Flux magnetik pada kedua kumparan, sehingga magnit kembali bergerak berputar pada posisi semula, hal ini disebabkan oleh adanya kemagnitan pada lempengan yang memungkinkan lempengan selalu berada pada posisi tertentu, (kutub magnit selalu menunjuk ke arah utara/seperti halnya kompas). 

Ada dua jenis pengukur volume bahan bakar, yaitu tipe bimetal dan tipe cross coil. Pada pengukur bahan bakar tipe cross coil, posisi jarum penunjuk tidak akan kembali ke posisi awal (E/empty) meskipun konci kontak posisi OFF. Keuntungan pengukur volume bahan bakar tipe cross coil dibandingkan dengan tipe bimetal adalah ketelitian yang tinggi, sudut jarum penunjuk cukup luas, dan tidak memerlukan pengatur tegangan.         

5. Pengukur Suhu Mesin
Banyak  digunakan pada pada sepeda motor yang menggunakan sistem pendingin air. Komponen ini berfungsi menunjukkan suhu cairan pendingin (yang mewakili suhu mesin) saat mesin sedang bekerja. Dengan komponen ini, suhu mesin dapat terpantau dan over heat dapat dihindari.  
Ada tiga macam bentuk indikator pengukur suhu, yaitu lampu peringatan, indikator makanis dengan jarum penunjuk, dan indiktor digital. Pada sepeda motor yang paling banyak digunakan adalah model lampu peringatan dan digital. Prinsip kerjanya mirip dengan sensor indikator bahan bakar, yaitu dengan merubah nilai hambatan dan dipresentasikan menjadi bentuk suhu digital.

6. Pengukur Tegangan Listrik 
Dahulu Volt meter jarang digunakan pada sepeda motor, khususnya yang diproduksi di Indonesia, Prinsip kerjanya sama dengan volt meter yang digunakan pada alat ukur listrik, bedanya volt meter pada sepeda motor dibuat menjadi satu dengan  panel instrumen. Volt meterpada sepeda motor sangat benmanfaat pada sepeda motor yang tidak menggunakan kick starter ssehingga pengendara bisa mengontrol tegangan baterai.

   
7. Mal Indicator Lamp (MIL)
MIL adalah sistem instrumen yang ada pada sepeda motor injeksi, yang mana fungsinya adalah untuk memberi peringatan bahwa ada komponen sensor dikendaraan yang sedang bermasalah, MIL berwarna kuning, MIL akan menyala saatpertama kendaraan dikontak, dan akan menyala lagi ketika ada permasalahan pada sistem sensor di kendaraan dengan model nyala yang bervariasi, tergantung pabrikan pembuat kendaraan 




B. Prinsip Kerja Sistem Sinyal

Sistem sinyal berfungsi sebagai sarana komunikasi pengendara sepeda motor dengan pengguna jalan lain (pejalan kaki, pengemudi mobil, truk, bus, dan lain-lain). Sebagian besar kompone sistem sinyal bekerja memanfaatkan energi listrik.
1. Lampu Rem
 Pada sepeda motor, lampu rem dengan lampu belakang dibuat menyatu, yang dibedakan dengan tingkat nyalanya. Lampu rem menyala lebih terang dibanding lampu belakang. Lampu rem berfungsi untuk memberikan informasi pada pengendara di belakang bahwa kendaraan tersebut sedang mengerem sehingga menghindari terjadinya benturan. Lampu rem diberi warna merah agar mudah terlihat oleh pengendaraa lain dan nyalanya tidak menyilaukan.
lampu rem terdiri dari beberapa komponen :
a. Kabel-kabel dan sensor
Kabel berfungsi untuk menghantarkan arus listrik agar dapat bekerja, sedangkan soket berfungsi untuk mempermudah penggantian komponen bila terjadi kerusakan.
b. Bohlam Lampu Rem
Menjadi satu dengan lampu belakang, terdapat dua filamen, menggunakan tipe bohlam bayonet, yaitu bohlam yang menggunakan pasak / pin untuk mengunci bohlam pada rumah lampu (fitting), dengan jumlah pin ada 2 buah




c. Sakelar Lampu Rem Depan
Saklar lampu rem depan berfungsi untuk menghubungkan arus dari baterai ke lampu rem jika tuas/handel rem ditarik (umumnya berada pada stang/kemudi sebelah kanan). Dengan menarik tuas rem tersebut, maka sistem rem bagian depan akan bekerja, oleh karena itu lampu rem harus menyala untuk memberikan isyarat/tanda bagi pengendara lainnya

d. Sakelar Lampu Rem Belakang

Saklar lampu rem belakang berfungsi untuk menghubungkan arus dari baterai ke lampu rem jika pedal rem ditarik (umumnya berada pada dudukan kaki sebelah kanan) 
kecuali sepeda motor matic yang menggukan handle rem pada setang sebelah kiri.  . Dengan menginjak pedal rem tersebut, maka sistem rem bagian belakang akan bekerja, oleh karena itu lampu rem harus menyala untuk memberikan isyarat/tanda bagi pengendara lainnya.  





2. Lampu Sein/ Lampu Tanda Belok
 Semua sepeda motor yang dipasarkan dilengkapi dengan sistem lampu tanda belok. Pada beberapa model sepeda motor besar, dilengkapi saklar terpisah lampu hazard (tanda bahaya), yaitu dengan berkedipnya semua lampu sein kiri, kanan, depan dan belakang secara bersamaan. Fungsi lampu tanda belok adalah untuk memberikan isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang ataupun di sisinya bahwa sepeda motor tersebut akan berbelok ke kiri atau kanan atau pindah jalur. Pada beberapa sepeda motor juga dilengkapi dengan lampu hazard (lampu tanda bahaya). Lampu hazard saat bekerja akan mengedipkan semua lampu sein, baik depan maupun belakang, kanan dan kiri
Sistem tanda belok terdiri dari komponen utama, yaitu :
  • Dua pasang lampu depan dan belakang berfungsi untuk memberi tanda kendaraan akan berbelok, mendahului atau berhenti.
  • Sebuah flasher/turn signal relay untuk mengedikan lampu tanda belok, dan Three-way switch (saklar lampu tanda belok tiga arah) sebagai saklar untuk menentukan lampu tanda belok untuk kekanan maupun kekiri. 
   Jenis Flasher

Flasher tanda belok merupakan suatu alat yang menyebabkan lampu tanda belok mengedip secara interval/jarak waktu tertentu yaitu antara antara 60 dan 120 kali setiap menitnya. Terdapat beberapa tipe flasher, diantaranya;

a) flasher dengan kapasitor, 
b) flasher dengan bimetal, dan 
c) flasher dengan transistor.
  
a. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe kapasitor

Contoh rangkaian sistem tanda belok dengan flasher tipe kapasitor seperti terlihat di bawah ini:
Cara kerja sistem tanda belok dengan flasher tipe kapasitor

Pada saat kunci kontak dihubungkan, namun saklar lampu sein masih dalam posisi off, arus mengalir ke L2 melalui plat kontak P kemudian mengisi kapasitor. Setelah saklar lampu sein diarahkan ke salah satu lampu, arus kemudian juga mengalir ke L1 terus ke lampu tanda belok sehingga lampu menyala. Saat ini L1 menjadi magnet.
Sesaat setelah kumparan L1 menjadi magnet, plat kontak (contact point) P terbuka, sehingga arus yang mengalir ke lampu kecil karena melewati tahanan R. Plat kontak tetap dalam kondisiter buka selama kumparan L2 masih menjadi magnet yang diberikan oleh kapasitor sampai muatan dalam kapasitor habis .
Setelah muatan kapasitor habis, kemagnetan pada kumparan hilang dan plat kontak akan menutup kembali. Arus yang besar mengalir kembali ke lampu sehingga lampu akan menyala dan juga terjadi pengisian ke dalam kapasitor. Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu tanda belok berkedip, dan saklarnya dimatikan.

b. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Bimetal

Sistem tanda belok tipe ini yaitu dengan mengandalkan kerja dari dua keping/bilah (strip) bimetal untuk mengontrol kedipannya. Bimetal terdiri dari dua logam yang berbeda (biasanya kuningan dan baja) yang digabung menjadi satu. Jika ada panas dari aliran listrik yang masuk ke bimetal, maka akan terjadi pengembangan/pemuaian dari logam yang berbeda tersebut dengan kecepatan yang berbeda pula. Hal ini akan menyebabkan bimetal cenderung menjadi bengkok ke salah satu sisi. Dalam flasher tipe bimetal terdapat dua keping bimetal yang dipasang berdekatan dan masing-masing mempunyai plat kontak pada salah satu ujungnya.

Cara kerja sistem tanda belok dengan flasher tipe bimetal

Pada saat saklar lampu sein digerakan (ke kiri atau kanan), arus mengalir ke voltage coil (kumparan) yang akan membuat kumparan tersebut memanas dan bengkok. Setelah kebengkokan-nya sampai menghubungkan kedua plat kontak di bagian ujungnya, arus kemudian mengalir ke current coil (kumparan arus) terus ke lampu sein/tanda belok dan akhirnya ke massa (gambar 7). Saat ini lampu sein menyala dan current coil akan mulai bengkok menjauhi voltage coil.

Setelah kebengkokan current coil membuat plat kontak terpisah/terbuka, maka lampu sein mati. Selanjutnya current coil akan menjadi dingin setelah arus yang mengalir hilang dan akhirnya bimetal-nya akan lurus kembali posisinya sehingga plat kontak menempel kembali dengan plat kontak yang dari voltage coil. Arus akan mengalir kembali untuk menghidupkan lampu sein. Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu tanda belok berkedip.

c. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Transistor

Sistem tanda belok dengan flasher menggunakan transistor merupakan tipe flasher yang pengontrolan kontaknya tidak secara mekanik lagi, tapi sudah secara elektronik. Sistem ini menggunakan multivibrator oscillator untuk menghasilkan pulsa (denyutan) ON-OFF yang kemudian akan diarahkan ke flasher (turn signal relay) melawati amplifier penguat listrik. Selanjutnya flasher akan hidup-matikan lampu tanda belok agar lampu tersebut berkedip.
Flasher tipe transistor tidak menghasilkan bunyi pada saat bekerja, dan dimensinya lebih kecil dibandingkan tipe mekanis, Flasher ini lebih sering digunakan pada lampu sein yang sudah menggunakan LED. Harganya relatif lebih mahal dibanding flasher mekanis, yang umumnya digunakan oleh sepeda motor dengan lampu sein tipe bohlam.

3. Klakson (Horn)

Klakson berfungsi untuk : memberi tanda/isyarat dengan bunyi. Sedangkan bunyi itu timbul karena adanya getaran. Agar klakson dapat didengar dengan baik dan sesuai dengan peraturan, maka klakson harus mempunyai frekuensi getaran antara 1800 – 3550 Hz. Klakson yang paling banyak digunakan oleh sepeda motor adalah tipe klakson listrik

Cara Kerja Klakson Listrik

Saat saklar klakson ditekan, arus dari baterai mengalir melalui saklar klakson, terus ke kumparan, menuju platina dan selanjutnya ke massa. Inti besi kumparan menjadi magnet dan menarik armature. Kemudian armature membukakan platina sehingga arus ke massa terputus.

Dengan terputusnya arus tersebut, kemagnetan pada Inti besi kumparan hilang, sehingga armature kembali ke posisi semula.karena adanya plat pegas. Hal ini menyebabkan platina menutup kembali untuk menghubungkaan arus ke massa. Proses ini berlangsung cepat, dan diafragma membuat armature bergetar lebih cepat lagi, sehingga menghasilkan sebuah getaran yang ditangkap oleh telinga manusia sebagai suara atau bunyi.

Cara Kerja

Bila kontak pemutus menutup, magnet listrik menarik jangkar dan membran, gerakan jangkar akan membuka kembali kontak-kontak pemutus, kemagnetan hilang, jangkar kembali pada posisi semula akibat dorongan pegas plat.Kondensator gunanya menghilangkan percikan api pada kontak pemutus. Baut penyetel berfungsi untuk menyetel kerenggangan kontak pemutus dengan jangkar.

C. Perawatan Berkala Sistem Intrument dan Sinyal

   Sistem Instrument dan sinyal pada sepeda motor harus dapat berfungsi dengan baik, untuk menjaga hal tersebut dibutuhkan perawatan berkala. Berikut adalah beebrapa pekerjaan yang dapat dilakukan untuk merawat sistem instrumen dan sinyal 
1. Pemeriksaan Tegangan Baterai
Tegangan baterai harus diukur secara berkala untuk memastikan ketersediaan energi listrik pada sistem kelistrikan sepada motor. Secara teoritis tegangan baterai berada pada kisaran 12,6 V.
Adapun cara pemriksaan tegangan baterai adalah sebagai berikut :
  1. Set 0 multimeter, pastikan jarum pada posisi “0”.
  2. Putar selektor pada skala DC Volt, arahkan pada angka tegangan diatas dari tegangan baterai (diatas 12 V).
  3. Pasangkan probe merah ke terminal positif baterai dan probe hitam ke terminal negatif baterai.
  4. Baca hasil pengukuran tegangan baterai, dan bandingkan dengan ukuran tegangan standar baterai.
  5. Lakukan charging jika hasil pengukuran tegangan dibawah standar
 
2. Pemeriksaan Komponen Pengaman Rangkain
Pada sistem kelistrikan dilengkapi dengan sistem pengaman berupa sekering. Jumlah sekering bervariasi tergantung tipe sepeda motor. Sekering memiliki elemen konduktor di dalamnya, dan akan terbakar dan putus jika dialiri oleh arus yang melebihi kapasitasnya. Untuk memeriksa sekering, cukup cabut dan perhatikan kondisi kondukor, jika putus berarti ada gangguan pada sistem kelistrikan, seperti kelebihan beban, adanya hubungan singkat. Jika dengan pengamatan kondisi sekering masih terlihat baik, tapi sistem kelistrikan tidak bekerja, maka gunakan ohm meter untuk memeriksanya.
Pemeriksaan dengan ohm meter dengan menghubungkan kedua probe ohmmeter dengan kedua kaki sekering, bila tidak ohmmeter menunjukkan kontinuitas, maka sekering putus, begitu sebaliknya.. Hal yang tidak boleh terlewatkan adalah memeriksa rumah sekering,  Terkadang rumah sekering yang sudah rusak membuat sistem kelistrikan tidak bekerja, walaupun sekering sudah diganti.
   
3. Pemeriksaan Sakelar-sakelar
      Seiring dengan pemakaian, sakelar akan mengalami kerusakan atau gangguan terutama pada titik kontaknya. Pemeriksaan sakelar secara sederhana adalah dengan memfungsikan sakelar dan melihat apakah beban dapat bekerja. 
Metode lain dengan menggunakan ohmmeter. Dengan ohmmeter dapat diketahui jika sakelar memiliki   hambatan yang terlalu besar. Prosedurnya sama dengan pemriksaan sekering, yaitu menghubungkan kedua probe ohmmeter pada kedua terminal sakelar, jika nilai hambatan menunjukkan nilai yang kecil atau mendekati nol, maka dapat dipastikan kondisi sakelar baik.

4. Pemeriksaan dan Penyetelan Klakson
Setiap sepeda motor dilengkapi dengan klakson yang berfungsi untuk memberi peringatan kepada pemakai jalan di depannya agar memberi jalan atau berhati - hati. Kecelakaan lalu lintas sering disebabkan oleh klakson yang tidak berguna dengan baik. Bunyi klakson harus cukup keras tetapi tidak boleh terlalu keras akan mengenjutkan pemakai jalan sehingga mungkin justru akan mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Klakson yang tidak berbunyi bisa disebabkan oleh kontak - kontak yang menghubungkan klakson dengan sumber arusnya terputus, kendor atau kotor. Hubungan klakson dengan sumber arus yang terputus mengakibatkan membran pada klakson tidak bergetar karena tidak terjadi kemagnetan. Dengan tidak adanya getaran tersebut maka tidak timbul bunyi. Kontak - kontak atau sambungan yang kendor juga menghambat jalannya arus listrik sehingga arus yang mengalir sangat kecil dan tidak mampu menimbulkan kemagnetan yang kuat sehingga membran hanya bergetar lemah. Bunyi yang bisa dihasilkan pun kurang keras.

Penyebab lain dari tidak berfungsinya klakson adalah diafragma yang robek, setelan diafragma yang tidak tepat, atau unit kemagnetan rusak. Diafragma yang robek berakibat udara di sebelah diafragma mengalir ke sisi yang lain sehingga getaran udara berkurang dan bunyi yang ditimbulkannya menjadi lemah. Demikian pula akibatnya jika penyetelan tidak tepat. Diafragma yang terlalu kendor mengakibatkan getarannya lemah sedangkan diafragma yang terlalu keras jadi tidak dapat bergetar. Keduanya tidak akan menimbulkan bunyi yang keras.
Beberapa kerusakan yang terjadi pada klakson adalah:
  1. Klakson berbunyi terus. Penyebabnya adalah arus listrik mengalir terus ke sistem klakson sehingga diafragma bergetar terus - menerus dan menimbulkan bunyi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh batang elektro magnetik dari relai macet pada kedudukan menutup atau kontak klakson macet pada kedudukan menutup
  2. Klakson tidak berbunyi sama sekali. Penyebabnya adalah arus listrik tidak mengalir ke sistem klakson karena sekering putus, kerusakan pada relai, kerusakan pada kontak pemutus atau kabelnya putus. Penyebab lainnya adalah arus listrik dari baterai lemah sehingga kemagnetan yang ditimbulkan tidak kuat untuk menggetarkan diafragma. Setelan klakson yang salah juga bisa menyebabkan klakson tidak berbunyi.
  3. Bunyi klakson kurang keras. Bunyi klakson yang kurang keras bisa disebabkan oleh kerusakan pada diafragma. Diafragama robek, berlubang, atau terlalu kendor menyebabkan bunyi klakson kurang keras. Setelan diafragma yang kendor dapat disetek dengan memutar baut penyetel ke kiri atau ke kanan sesuai dengan kerasnya bunyi yang dikehendaki.
Pemeriksaan dan penyetelan klakson:
  1. Hubungkan secara seri sebuah ampermeter antara klakson dan tombol klakson seperti pada gambar berikut:
  2. Kendorkan baut penyetel klakson
  3. Putar kunci kontak pada posisi ON
  4. Tekan tombol klakson sambil mengatur kekerasan baut penytelannya. Bunyi klakson yang terbaik adalah bila besar arusnya sekitar 2 - 3 amper.
  5. Jika klakson tidak berbunyi, lakukan pemeriksaan sebagai berikut:
    • Lepas klakson
    • Sambungkan langsung kedua kabel klakson dengan terminal baterai.
    • Jika klakson berbunyi berarti klakson baik
    • Sambungkan kabel positif multimeter ke kabel hijau muda dalam kotak lampu depan.
    • Sambungkan kabel negatir multimeter pada body sambil tekan tombol klakson.
    • Jika jarum multimeter bergerakt berarti tombol baik. Jika tombol klakson baik berarti penyebab gangguan terlatak di bagian lain. Mungkin sekering putus. kabel lepas atau kendor, atau terjadi hubungan singkat. Untuk itu periksa sekering dan kabel - kabelnya
5. Pemeriksaan Lampu-Lampu Panel Instrumen
Sama seperti lampu lainnya, lampu panel instrumen juga dapat putus atau mati. Lampu-lampu ini meliputi indikator posisi gigi, indikator lampu jauh, lampu panel instrumen, lampu indikator sein, lampu indikator netral, dan lain-lain. Untuk memeriksanya cukup menyalakan lampu indikator, biasanya lampu ini jarang mati terutala lampu indikator yang sudah menggunakan LED. Lampu indikator yang mati segera di ganti, tanpa lampu tersebut kita tidak bisa mengetahui kinerja lampu dan komponen yang diwakilinya.
Perlu diketahui, tidak semua lampu indikator akan selalu menyala. Pada sepeda motor injeksi, yang dilengkapi dengan beberapa sistem kontrol elektronik memiliki lampu indikator tambahan. Lampu indikator tersebut berfungsi untuk peringatan jika terjadi kerusakan atau gangguan. Lampu indiator yang seperti itu hanya akan menyala sesaat saat kunci kontak diputar ke ON dan akan mati dengan sendirinya.

6. Penyetelan Sakelar Lampu Rem Belakang
Sakelar lampu rem belakang perlu disetel jika jarak bebas rem belakang disetel menjadi lebih dekat/pendek. JIka tidak disetel biasanya saat pedal rem belakang diinjak lampu rem tidak akan menyala. Untuk menyetelnya cukup memutar mur penyetel yang ada di bodi sakelar rem belakang. Sebaiknya saat pedal rem mulai diinjak lampu rem sudah mulai menyala, agar pengguna jalan lain dapat mengantisipasi saat proses pengereman dilakukan.

7. Pemeriksaan Nyala Lampu-Lampu 
Pemeriksaan nyala lampu inilah yang paling sering dilakukan oleh mekanik bengkel, baik bengkel resmi maupun umum. Pemeriksaan ini dilakukan bersamaan dengan perawatan berkala. Kondisi suatu lampu atau instrumen dan sinyal dapat diketahui dengan pemeriksaan ini. Misalnya lampu rem yang menyala redup menandakan adanya permasalahan pada rangkaian lampu rem. Bila semua lampu menyala dengan terang dan sesuai dengan fungsinya, tidak perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena dapat dipastikan kondisi sistem instrumen dan sinyal berada dalam kondisi baik.   


Kamis, 23 Juli 2020

MEMASANG PERLENGKAPAN KELISTRIKAN TAMBAHAN

Secara umum ada dua jenis sistem kelistrikan dalam kendaraan, yaitu sistem kelistrikan bodi dan sistem kelistrikan mesin. Sistem kelistrikan bodi meliputi seluruh sistem kelistrikan yang terdapat pada rangka kendaraan, seperti sistem penerangan, sistem AC, sistem tanda peringatan, sistem pengaman, dan sistem kelistrikan tambahan atau assesoris. Sedangkan sistem kelistrikan mesin meliputi  keseluruhan sistem kelistrikan pada mesin kendaraan, seperti : sistem pengisian, sistem starter, dan sistem pengapian. Sistem kelistrikan yang akan dipelajari saat ini adalah sistem kelistrikan tambahan yang  meliputi wiper washer, power window, power mirror, sunroof, dan lain-lain.

Pada gambar di atas merupakan contoh sistem kelistrikan tambahan, yaitu penggunaan wiper dan washer saat hujan. Wiper dan washer digunakan saat hujan dan salju. Fungsi Wiper dan washer adalah untuk membersihkan air atau salju yang mengenai kaca depan dan belakang mobil.

A. Sistem Kelistrikan Wiper  dan Washer

  Wiper dan Washer merupakan komponen kesatuan pada sistem kelistrikan bodi yang berfungsi untuk membersihkan kaca depan dan belakang mobil dari air hujan, lumpur, atau kotoran yang dapat mengganggu konsentrasi pengemudi dalam mengemudikan kendaraan. Wiper dikombinasikan dengan Washer untuk menyemprotkan cairan pembersih sehingga  kerja wiper lebih ringan dan cepat bersih.  

1. Penghapus/Pembersih Kaca (Wiper)
Wiper (penghapus kaca) adalah komponen yang sangat penting pada sebuah kendaraan, karena erat hubungannya dengan keselamatan. Wiper berfungsi menyapu (menyeka) kaca dari air hujan, lumpur, dan segala kotoran yang menempel pada kaca depan dan belakang kendaraan. Dengan adanya wiper pada kendaraan, pandangan pengendara tidak terhalang oleh kotoran, air hujan, salju, lumpur, oli, gemuk, binatang-binatang kecil yang menempel di kaca, dan lain-lain.   Wiper ada yang dipasang di kaca belakang untuk meningkatkan jarak pandang pengemudi untuk melihat bagian belakang kendaraan Adapun komponen-komponen wiper, antara lain : motor wiper, tuas wiper, lengan wiper, wiper blade.
a. Sakelar Wiper dan Washer
Berfungsi untuk menghubungkan arus listrik ke motor. Ada tiga posisi pada sakelar wiper dan washer, yaitu kecepatan rendah (low), kecepatan tinggi (hgh), dan penyapuan dengan jeda tertentu sesuai dengan debit tetesan air yang menerpa kaca depan (intermittent). Sakelar wiper dan washer terdapat di salah satu tangkai sakelar kombinasi pada bawah bagian kemudi.
b. Motor Wiper
Motor wiper merupakan komponen motor magnet dengan gigi reduksi. Ada dua cara untuk menimbulkan medan magnet pada motor yaitu tipe wound rotor yang menggunakan lilitan/koil untuk membuat elektromagnet dan ferrite magnet yang menggunakan ferrite magnet permanen. Saat ini, motor tipe ferrite magnet banyak digunakan dan dikembangkan pada motor wiper karena lebih kompak, ringan, ekonomis, dan menggunakan motor DC. Wiper belakang memiliki gerak motor dibuat berayun (seperti bandul), sehingga gerak motor dapat diberikan langsung pada bagian lengan wiper, tanpa mekanisme penggerak lainnya.
Motor tipe ferrite magnet yang digunakan pada motor wiper menggunakan magnet permanen. Motor wiper terdiri dari motor dan gigi-gigi yang menyerap kecepatan yang keluar dari motor. Pada bagian gigi terdapat cam switch yang mengatur agar wiper berhenti pada posisi yang sama. Motor wiper tipe ferrite menggunakan tiga brush, yaitu brush kecepatan rendah, brush kecepatan tinggi, dan brush untuk massa.

Cam switch terdiri dari cam plate yang dipotong sebagian dan memiliki kontak P1, P2, dan P3. Apabila bagian yang terpotong pada  cam plate bertemu dengan kontak, maka arus yang disuplai ke motor terputus, dan motor berhenti. Hal ini menimbulkan pengereman secara elektrik untuk mencegah putaran yang terus menerus yang diakibatkan oleh momen inersia
Gaya perlawanan  elektromotiaf  akan ditimbulkan pada Armarture Coil ketika motor berputar. Gaya elektromotif yang bekerja untuk membatasi kecepatan putaran motor. Apabila arus mengalir pada armature coil dari brush kecepatan rendah, maka akan dihasilkan gaya elektromotif yang besar sehingga motor berputar pada kecepatan rendah. Apabila arus mengalir pada armature coil brush kecepatan tinggi, maka akan dihasilkan gaya elektromotif yang kecil. Sehingga motor berputar pada kecepatan tinggi.
c. Tuas Wiper       
Tuas wiper mengubah gerak putar dari motor wiper menjadi gerak bolak balik pada poros wiper. Dalam mekanisme gerakan tuas tipe paralel tandem, maka motor mulai memutar crank arm saat motor dihidupkan.  
Batang penghubung tarik dorong dihubungkan dengan crank arm sehingga lengan wiper bekerja bergerak menghapus air dengan gerakan setengah lingkaran mengelilingi poros pivot. linking rod lain yang  terpasang pada kerja lengan wiper selalu membuat gerak penghapusan setengah lingkaran s ecara paralel. Apabila poros pivot kiri dan kanan berputar pada arah yang sama, maka lengan w iper kiri dan kanan dapat bekerja secara paralel

d. Lengan Wiper

Lengan wiper memiliki tiga komponen utama yaitu head, pegas, arm piece, dan retainer. Head berfungsi untuk mengikat lengan wiper pada poros wiper, pegas berfungsi untuk menahan blade, arm piece berfungsi untuk memasang blade, dan retainer yang berfungsi menahan seluruh bagian lengan wiper. Selain itu, lengan wiper juga dilengkapi dengan concealed wiper yang berfungsi untuk tempat penyimpanan wiper yang terletak di antara kaca dan kap mesin. Sehingga, wiper tidak menghalangi jarak penglihatan saat berhenti.  Ada dua tipe concealed wiper, yaitu semi-conceoled yang menyimpan lengan wiper saja serta fully concealed yang menyimpan lengan wiper dan wiper blade. Macam-macam gerakan lengan wiper depan, antara lain, gerakan dua lengan searah, gerakan satu lengan gerakan lengan berlawanan, dan gerakan satu lengan diatur. Gerakan lengan wiper yang paling baik adalah gerakan satu lengan yang dapat diatur sehingga hampir mengenai keseluruh permukaan kaca

e. Lengan Wiper

 Wiper blade merupakan komponen w iper yang terdiri dari sebuah karet yang digunakan untuk menyapu permukaan kaca, kombinasi dari pegas daun (leaf spring packing) dan beberapa batang, dan kip untuk memasang blade pada bagian lengan wiper. Ada beberapa cara untuk melekatkan blade pada lengan, yaitu dengan menggunakan tipe engsel tengah ( bayonet dan inner lock), serta tipe kancing sebelah ( pin dan sekrup).  Saat ini metode kancing sebelah tipe sekrup banyak digunakan karena tinggi keseluruhannya tidak berlebihan dan pemasangan blade pada lengan wiper lebih mudah

f.  Relay Intermittent Wiper

Relay intermittent wiper digunakan agar wiper dapat bekerja secara intermittent. Saat ini, banyak kendaraan yang menggunakan tipe relay intermittent yang disatukan di dalam sakelar wiper. Aliran arus ke motor wiper dikontrol oleh internal relay intermittent wiper sebagai  reaksi terhadap tanda/sinyal  dari sakelar wiper, menyebabkan motor wiper berputar secara intermittent. Relay intermittent terdiri dari sebuah sirkuit transistor, kapasitor, dioda, dan resistor. Transistor adalah suatu alat semi – konduktor yang dapat digunakan sebagai amplifikasi (penguat), switching (pemutus dan penghubung sirkuit), stabilisator tegangan dan juga sebagai modulasi isyarat (signal).

Pada relay intermittent, transistor berfungsi sebagai amplifikasi (penguat) tegangan untuk mengaktifkan relay. Pada umumnya transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus dipasang pada salah satu terminal yang mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainya. Ada dua jenis transistor yang digunakan, yaitu NPN dan  PNP. Trnsistor NPN tersusun dari semikonduktor tipe-P yang diapit oleh semikonduktor tipe-N. Sedangkan transistor PNP tersusun dari semikonduktor tipe-N yang diapit oleh semikonduktor tipe-P. Pada transistor NPN dan PNP tegangan diberikan pada arah yang berlawanan. Pada transistor NPN, tanda panah menuju ke emitter. Sedangkan pada transistor PNP, tanda panah menjauhi emitter. Transistor NPN bekerja apabila arus listrik mengalir dari basis ke emitor arus dapat mengalir dari kolektor ke emitor. Tanda panah menunjukkan arah arus listrik dalam transistor. Transistor PNP bekerja apabila arus perangsang mengalir dari emitor ke basis, maka arus dapat mengalir dari emitor ke kolektor.

2. Washer

Washer merupakan komponen pelengkap wiper yang berfungsi untuk menyempurnakan fungsi wiper blade dan mengurangi beban pada motor dengan membersihkan debu dan binatang-binatang kecil dari kaca bagian depan dan belakang dengan menggunakan cairan pembersih. Washer yang paling sering digunakan adalah washer tipe listrik. Adapun komponen-komponen washer tipe listrik, antara lain: tangki washer, motor, selang, dan nosel.

a. Tangki Washer

Tangki washer merupakan bagian dari washer yang berfungsi untuk menyimpan cairan pembersih. Bentuk tangki washer bervariasi tergantung pada posisi penernpatan dan tempat yang tersedia.

b. Motor Washer (Pompa)

Motor washer berfungsi un tuk menggerakkan pompa sehingga mengeluarkan cairan pembersih dari tangki. Ada beberapa tipe pompa yang digunakan, yaitu pompa tipe roda gigi, pompa tipe squeeze, dan tipe sentrifugal. Pompa tipe sentrifugal merupakan pompa yang sering digunakan karena memilik daya tahan yang kuat untuk digunakan. Selain itu,bagian-bagian yang bersentuhan pada pompa kecil sekali. Pompa sentrifugal hanya mampu mengirim cairan washer untuk pembersih, tetapi tidak mampu menghisap cairan dari tangki ke atas, untuk itu pompa sentrifugal diletakkan di bawah tangki.

c. Nozel 
 Nosel merupakan komponen yang berfungsi untuk menyemprotkan cairan pembersih. Nosel terbuat dari pipa tembaga, alumunium, atau resin dengan satu atau dua lubang. Saat ini, nosel yang digunakan hanya nosel resin dengan lubang penyetelan (adjusting orifice). Diameter lubang penyetelan berkisar antara 0,8-1,0 mm dan berjumlah 1 -2 buah. Nosel yang normal mempunyai bentuk pengeluaran dari masing-masing lubang tanpa penyebaran. Posis nosel dapat diatur agar penyemprotan tepat pada bagian kaca yang akan dibersihkan.
d. Cairan Pembersih
Cairan pembersih terdiri dari cairan anti beku ( isopropy alcohol ethylene glycol atau metanol) ditambah detergen dan zat anti karat. Penggunaan cairan harus t idak merusak karet washer atau cat. 
3. Rangkaian Kelistrikan Wiper dan Washer
Rangkaian kelistrikan wiper dan washer terdiri atas baterai, fuse kunci kontak, sakelar wiper relay intermintted, motor wiper, dan motor washer. Cara kerja sistem wiper dan washer pada kendaraan yaitu mist, off, low, high, lNT, washer on, serta wiper dan washer belakang. Saat sakelar wiper pada posisi mist, wiper akan bergerak dengan lambat dan hanyak etika switch mist ditekan. Saat sakelar wiper posisi low, wiper akan bergerak dengan kecepatan rendah dan berlanjut sampai pengemudi mengganti posisi sakelar. Saat posisi sakelar high, wiper akai bergerak dengan kecepatan tinggi. Saat posisi sakelar wiper lNT, wiper akan bergerak dengan kecepatan lambat tapi mempunyai jeda. Wiper blade akan menyapu kaca1 -2 kali kemudian berhenti di posisi stop, kemudian akan bergerak kembali.Gerakan ini akan berulang terus sampai pengemudi mengganti posisi sakelar. Saat posisi washer on, nosel akan menyemprotkan cairan pembersih ke kaca diikuti dengan gerak wiper blade seperti posisi lNT, ketika cairan sudah tidak menyemprot, wiper akan berhenti. Saat sakelar wiper belakang posisi ON, wiper blade akan bergerak dengan kecepatan rendah. Jika wiper dan washer belakang ON, wiper akan bergerak ketika nosel menyemprotkan cairan ke kaca. Gambar rangkaian kelistrikan wiper dan washerdapat dilihat pada gambar berikut ini.  
Adapun cara kerja wiper sesuai dengan gambar rangkaian wiper dan washer tersebut adalah sebagai berikut. 
a. Saat Sakelar Wiper dalam Posisi MIST

Bila sakelar wiper pada posisi mist arus mengalir ke motor wiper.(Lo) dan wiper bekerja pada kecepatan rendah. Arus listrik mengalir dari batera (+ ) ke fusible link ke kunci kontak ( ignition switch) kemudian ke wiper fuse ke terminal B ke wiper switch MIST ke terminal +1 motor wiper (Lo) dan dimassakan

 
b.   Saat Sakelar Wiper diputar ke Off

Sakelar wiper d iputar ke oFF ketika motor wiper sedang bekerja, arus mengalir ke motor wiper (lo) dan wiper bekerja pada kecepatan rendah. Arus listrik mengalir daribateria (+ ) ke fusibe link ke kunci kontak (ignition switch)  kemudian ke wiper fuse ke cam switch  B kemudian ke terminal S ke relay point A ke wiper switch OFF ke terminal +1 dan ke motor wiper (Lo). Ketika wiper mencapai posisi stop, maka cam switch point beralih dari sisi B kesisi A dan motor berhenti. Oleh karena tidak ada arus yang mengalir ke motor wiper, maka arus akan terhenti pada teiminal B motor wiper

 
c.   Saat Sakelar Wiper diputar ke INT (Intermittent)

Wiper switch digerakkan ke posisi INT, Tr1 menjadi on, menyebabkan relay point bergeser dari sisi A ke sisi B. Arus mengalir dari baterai( +) ke fusible link ke kunci kontak (ignition switch) kemudian xe wiper fuse ke terminal B ke relay coil ke Tr1. ke terminal A2 dan dimassakan. Ketika relay point tergeser ke sisi B, arus mengalir ke motor (lo) dan motor mulai berputar pada kecepatan rendah. Arus listrik mengalir dari baterai ( +)  ke fusible link ke kunci kontak ( ignition switch) kemudian ke wiper fuse ke terminal B ke relay point B ke wiper switch INT  ke terminal + 1 dan ke motor wiper (Lo),  kemudian dimassakan.

Tr1segera m ti lagi, menyebabkan reloy point  beralih kembali dari sisi B ke sisi A. Tetap sekali motor mulai berputar, cam switch point beralih dari sisi A  ke sisi B,  sehingga arus secara terus menerus ke motor (lo) dan menggerakkan wiper pada kecepatan rendah.Ketika wiper mencapai posisi stop, cam switch point beralih dari sisi B ke sisiA lagi, dan menghentikan motor. Periode waktu setelah wiper berhenti telah ditentukan, Tr1 on lagi dengan segera, menyebabkan wiper kembali bekerja secara intermittent.


 d.   Saat Sakelar Wiper diputar ke Low (Kecepatan Rendah)

Bila wiper bergerak ke posis kecepatan rendah ( low speed) arus mengalir ke motor wiper (Lo) dan wiper bekerja pada kecepatan rendah.  Arus listrik mengalir dari baterai (+) ke fusible link ke kunci kontak (ignition switch) kemudian ke wiper fuse ke terminal B ke wiper switch LOW ke termina +l 1 ke motor wiper ( Lo) dan dimassakan


e.   Saat Sakelar Wiper diputar ke High (Kecepatan Tinggi)
 Bila wiper digerakkan ke posisi kecepatan tinggi, arus akan mengalir ke motor wiper dan wiper bekerja pada kecepatan tinggi. Arus listrik mengalir dari baterai ( +) ke f usible link ke kunci kontak (ignition switch) kemudian wiper fuse ke terminal B ke wiper switch HIGH ke terminal +2 kemudian ke motor wiper (H ) dan dimassakan

f.   Sakelar Washer diputar ke On
Saat sakelar washer diputar ke ON, arus mengalir ke motor washer. Arus listrik dari betarai (+) ke fusible link ke kunci kontak (ingnition switch) kemudian ke wiper fuse ke terminal 1 motor washer ke terminal 2 motor washer lalu ke terminal A1 ke washer switch kemudian ke terminal A2 dan dimasakan
Pada washer yang dihubungkan ke wiper, Tr1 menjadi On sesuai periode waktunya ketika motor washer bekerja menyebabkan wiper bekerja pada kecepatan rendah satu atau dua kali. Lamanya Tr1 On adalah selama kapasitor di dalam sirkut transistor mengisi kembali. Lamanya kapasitor mengisi kembali tergantung pada lamanya washer switch On.       
 
 g.   Wiper dan Washer Belakang

Saat sakelar wiper dan washer belakang di putar ke posisi ON, arus mengalir dari baterai mengair melalui fusible link ke kunci kontak ( ignition switch) ke wiper fuse. Kemudian dari wiper fuse, arus mengalir menuju t rminal positif motor w iper, ke motor wiper. Arus  mengalir melewati terminan  negatif motor wiper kemudian ke wiper dan washer switch terminal +1R belakang, terminal EW (switch yang sama), dan dimasakan. Sehingga, wiper belakang aktif


 
Saat sakelar wiper dan washer diputar ke posisi di bawah ON (On + wash). Arus mengalir dari baterai mengalir melalui fusible link ke kunci kontak (ignition switch) ke wiper fuse. Kemudian dari wiper fuse, arus mengalir menuju terminal positif motor wiper ke motor wiper. Arus mengalir melalui terminal negatif motor wiper kemudian ke wiper dan washer switch terminal +1R belakang, terminal EW (switch yang sama), dan dimassakan. Sehingga, wiper balakang aktif. Arus juga mengalir ke washer motor belakang dan pompa. Aliran arus adalah sebagai berikut : arus listrik dari beterai mengalir ke fusible link ke kunci kontak (ignition switch) ke wiper fuse. Kemudian, arus mengalir ke terminal positif motor wiper ke motor wiper. Arus dari motor wiper mengalir ke terminal negatif motor wiper ke sakelar wiper dan washer terminal WR ke terminal +1R kemudian ke terminal EW lalu dimassakan. Sehingga, wiper dan washer belakang bekerja pada saat yang bersamaan.
Saat sakelar wiper dan washer belakang diputar ke posisi wash, arus mengalir ke washer motor belakang sebagai berikut : arus dari beterai mengalir melalui fusible link ke kunci kontak ke wiper fuse. Arus dari wiper fuse diteruskan ke washer motor belakang kemudian ke terminal WR wiper switch ke terminal EW wiper switch kemudian dimassakan. Sehingga, motor washer akan berputar dan memompa air keluar dari tangki.     
.    

B. Sistem Kelistrikan Power Window

 Perkembangan teknologi membuat produsen kendaraan berlomba-lomba untuk mengembangkan fitur khusus pada kendaraan agar pengguna kendaraan merasa lebih nyaman, aman dan memberikan kemudahan bagi penggunanya. Teknologi pada kendaraan yang dikembangkan akan memberikan kemudahan, kenyamanan dan keamanan dalam berkendara. Salah satu sistem kelistrikan tambahan yang dikembangkan pada kendaraan adalah sistem kelistrikan power window. Sistem power window merupakan rangkaian kelistrikan yang berfungsi untuk membuka dan menutup kaca pintu dengan mengunakan sakelar. Sakelar  power w indow terpasang pada sisi bagian dalam pintu. Pada saat sakelar power window ditekan akan memutarkan motor power window dan gerak putar ini akan diubah oleh regulat arm menjadi gerakan naik dan turun untuk menutup atau membuka kaca pintu. Mekanisme pengangka (regulator power window) adalah komponen terpenting pada sistem power window

Sebuah motor listrikkecil yang melekat pada regulator dengan menggunakan rasio g igi yang memberikan tenaga putar yang cukup untuk mengangkat jendela kaca mobil, sekaligus menjaga agar kaca jendela rnampu naik/turun dengan lancar. Berikut ini merupakan beberapa komponen pada power window, antara lain :

  1. Sakelar utama power w indow terdiri dari sakelar yang mengontrol semua sistem power w indow serta menggerakkan semua motor power window dan sakelar penguncian jendela untuk membuat proses menutup dan membuka jendela tidak terjadi kecuali pada jendela pengemudi. Letak sakelat utama terletak pada jendela pengemudi.
  2. Sakelar tunggal power window berfungsi untuk menggerakkan motor power window dari masing-masing kaca pintu. Letak dari sakelar power window ada pada masing-masing pintu penumpang.
  3. Motor power window berfungsi sebagai  motor penggerak regulator berputar searah jarum jam atau arah sebaliknya menggerakkan regulator jendela untuk diubah menjadi gerakan naik turun. Jenis motor yang digunakan pada sistem power window adalah motor DC. Motor listrik menggunakan energi listrik dan energi magnet untuk menghasilkan energi mekanis. Motor listrik bekerja dengan prinsip bahwa dua medan magnet dapat dibuat berinteraksi untuk menghasilkan gerakan
  4. Relay adalah komponen berupa sakelar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas sakelar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) didekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak sakelar akan menutup. Saat arus dihentikan gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali keposisi semula dan kontak sakelar kembali terbuka.
  5. Fuse adalah komponen yang banyak digunakan sebagai pencegah kerusakan rangkaian akibat kelebihan arus. Sekring mempunyai bagian yang mudah meleleh akibat aliran arus yang dilindungi oleh badan sekring yang biasanya tarbuat dari tabung kaca atau plastik, tegangan baterai diberikan melalui bagian batang penghantar utama. Salah satu ujung sekring dihubungkan dengan bagian tersebut dan satu ujung lainnya dihubungkan dengan rangkaian yang diamankannya.
  6. Kunci kontak berfungsi untuk menyambung dan memutus arus aliran listrik dari baterai ke sistem pengapian, sistem penerangan, sistem pengisian, sistem AC dan sistem lain yang membutuhkan arus listrik, pada sistem power window, kunci kontak berfungsi untuk mentransmisikan sinyal ON, ACC atau LOCK ke sakelat utama power winidow. Sinyal ini dipakai hanya untuk mengontrol fungsi key-off dari power window.

Pengoperasian power window dapat dilakukan dengan menggunakan dua buah sakelar yaitu sakelar di sisi kanan pengemudi dan sakelar di sisi kiri/kanan  penumpang. Namun saat sakelar disisi pengemudi ditekan pada lock, maka sakelar disisi penumpang tidak dapat diaktifkan. Pintu sebelah penumpang dapat diaktifkan dari posisi penumpang atau dari central power window yang berada pada pintu di sebelah pengemudi.  Prinsip kerja sistem power window secara umum adalah apabila sakelar ditekan up/naik maka kaca pada pintu bergerak naik. Sedangkan, saat sakelar ditekan down/turun akan membuat kaca pintu turun.

Cara kerja power window saat tombol ditekan up adalah arus mengalir positif baterai – sakelar power  window kiri posisi up - ke motor power window- kembali ke sakelar power window – sakelar power window kanan ke massa. Motor berputar dan kaca bergerak ke atas. Sedangkan cara kerja power window saat kaca ditekan down adalah arus mengalir dari baterai- sakelar power window kiri posisi down- motor- sakelar power window kiri- sakelar power window kanan – massa. Motor berputar dan kaca bergerak ke bawah

Rangkaian power window dapat kamus saksikan pada Gambar berikut.  Amatilah arah aliran arus pada power window dari baterai sarnpai ke power window dan massa.


Pintu pengemudi hanya dapat diaktifkan melalui sakelar utama power window pada pintu sebelah kanan pengemudi. Sakelar central power window dapat mengaktifkan semua pintu serta dapat juga mengontrol penumpang dan menonaktifkan sakelar pada pintu penumpang dengan menekan W-Lock (window lock). Jadi hanya pengemudi yang dapat mengoperasikan kaca pintunya. Cara kerja power window adalah saat kunci kontak ON arus dari baterai menuju sekering ke terminal 1 relay-terminal 3 -massa, akibatnya gulungan relay menjadi magnet dan titik kontak   akan berhubungan  dan arus mengalir ke terminal 2 relay dari baterai ke terminal 4 relay - terminal 1 sakelar power window master switch dan arus mengalir ke terminal 5 power window switch.     

      
C. Sistem Kelistrikan Power Mirror

Elektrik mirror atau power mirror adalah suatu fitur pada kendaraan yang memungkinkan pengemudi mengatur prosisi cermin atau kaca spion sesuai dengan yang dikehendaki secara elektrik melalui sakelar yang terpasang pada panel pintu atau dashboard.  Kaca spion yang menggunakan elektrik mirror dapat diatur menggunakan tombol.  Penggunaan power mirrow mempermudah pengemudi agar tidak perlu repot-repot mengeluarkan tangan untuk mengatur posisi kaca spion mobilnya. Selain digunakan pada kaca spion samping kanan dan kiri, power morror juga diterapkan pada kaca spion tengah bagian kabin, namun sistem ini baru diterapkan pada beberapa jenis kendaraan saja. Elektrik mirror dapat bekerja tergantung pada kunci kontak, artinya elektrik mirror bekerja pada kunci kontak pada posisi IG. 
Rangkaian kelistrikan power mirror memiliki beberapa komponen penyusun agar sistem tersebut dapat mengatur posisi kaca spion dengan benar. Komponen-komponen sistem kelistrikan power mirror, antara lain sebagai berikut :
  1. Sakelarpower mirror berfungsi untuk mengaktifkan motor power mirror yang akan bekerja. Sakelar ini memiliki posisi kiri, kanan, atas, dan bawah ,untuk masing-masing kaca spion kanan dan kiri
  2. Motor power mirror, merfungsi untuk menggerakkan tuas penggerak posisi kaca.
  3. Kaca spion dan tuas penggerak, digerakkan oleh motor power mirror.
Sistem power mirror memungkinkan pengemudi mengatur posisi cermin/kaca spion sesuai yang dikehendaki secara elektrik melalui suatu sakelar yang terpasang pada panel pintu. Cermin yang dapat diatur adalah kaca spion luar kanan dan kiri. Pada beberapa tipe kendaraan, power mirror sistem juga digunakan pada kaca spion tengah. Sakelar power mirror diletakan pada dashboard dekat dengan pengemudi. Pada sakelar power mirror terdapat tanda L (Left) untuk kaca spion kiri dan R (Right) untuk memilih kaca spion sebelah kanan untuk disetel. Setelah kaca spion dipilih selanjutnya ada sakelar berikutnya yang merupakan tombol kontrol gerakan kaca atas, bawah, kanan, dan kiri.   
Cara kerja rangkaian kelistrikan power mirror adalah ketika sakelar power mirror diaktifkan, maka arus dari beterai diteruskan oleh sakelar power mirror menuju motor power mirror yang dikehendaki. Motor power mirror akan menggerakkan tuas pengontrol posisi kaca. Motor hanya akan bekerja selama sakelar power mirror ditekan. Jika arus dari baterai yang menuju motor dibalik dengan cara menekan sakelar pada sisi yang berkebalikan, maka gerakan dari pengatur kaca spion akan menjadi berlawanan. Kaca spion kanan dan kiri dapat dikontrol langsung dari sisi pengemudi.