Perawatan Berkala Sistem Instrument dan Sinyal
A. Prinsip Kerja Sistem InstrumenSistem instrumen dan sinyal atau tanda adalah sistem kelistrikan yang ada pada sebuah sepeda motor yang berfungsi sebagai sinyal tanda bagi pengendara maupun orang lain baik berupa sinyal lampu maupun berupa bunyi yang termasuk sistem kelistrikan sinyal antara lain;
- Lampu Rem.
- Lampu sein/tanda belok.
- Oil pressure dan level light (lampu tanda tekanan dan level oil).
- Netral light (lampu netral untuk transmisi/perseneling).
- Fuelmeter (pengukur kapasitas bahan bakar dalam tangki).
Sistem Instrumen adalah komponen sepeda motor berupa alat ukur yang memberikan informasi kepada pengandara tentang keadaan sepada motor, alat ini ada yang bekerja secara mekanik dan ada yang elektrik. Biasanya, semakin mahal sepeda motor, maka akan semakin lengkap sistem instrumennya..
Berikut beberapa insrumen yang ada di sepeda motor
1. Spidometer
Speedometer adalah alat untuk memberikan informasi kepada pengendara tentang kecepatan kendaraan (sepeda motor). Speedometer pada sepeda motor ada yang digerakkan secara mekanik, yaitu kawat baja (kabel speedometer) dan secara elektronik. Speedometer yang digerakkan oleh kabel biasanya dihubungkan ke gigi penggerak pada roda depan, tetapi ada juga yang dihubungkan ke output shaft (poros output) transmisi/persneling untuk mendapatkan putarannya. Spidometer digital umumnya sudah menggunakan TFT LCD (Thin Film Liquid Crystal Display) sehingga tampilannya terkesan modern dan mudah dibaca.
2. Tachometer
Tachometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan putar mesin dengan satuan RPM (Rotation Per Minute). Tidak semua sepeda motor menggunakan rpm, hanya sepeda motor sport atau bebek (cub) dan skuter tertentu yang menggunakannya. Tachometer sangat benmanfaat untuk memandu pengendara saat melakukan perpindahan gigi yang disesuaikan dengan torsi atau tenaga maksimal motor. Tachometer terbagi dua, mekanik dengan perantara sling /kabel yang berputar dan digital yang menerima sinyal dari sensor
3. Indikator Posisi Gigi Persneling
Pada tampilan pada panel instrument sepeda motor juga dilengkapi dengan lampu indikator gigi persneling dari gigi nol (netral) sampai gigi tertinggi. Namun yang perlu dicermati adalah neutral switch (saklar netral) yaitu saklar yang menunjukkan gigi transmisi posisi sedang netral hal ini penting dimunculkan karena terkait dengan keamanan pengendara ketika akan memulai (starter) menghidupkan mesin kendaraan. Sehingga kendaran tidak meloncat saat mesin akan dihidupkan (baik menggunakan motor listrik maupun menggunakan engkol kaki (kick starter)
Umumnya posisi neutral switch berada di rumah transmisi dan dihubungkan dengan (poros mekanisme pemindah gigi yang disebut sift drum. Pada saat gigi transmisi netral, kontak pada saklar akan terhubung dengan massa, sehingga mengakibatkan lampu netral menyala. Pada sepeda motor yang dilengkapi sistem pengaman, neutral switch juga digunakan untuk mencegah sistem starter tidak bisa dihidupkan jika posisi transmisi sedang masuk gigi
Umumnya posisi neutral switch berada di rumah transmisi dan dihubungkan dengan (poros mekanisme pemindah gigi yang disebut sift drum. Pada saat gigi transmisi netral, kontak pada saklar akan terhubung dengan massa, sehingga mengakibatkan lampu netral menyala. Pada sepeda motor yang dilengkapi sistem pengaman, neutral switch juga digunakan untuk mencegah sistem starter tidak bisa dihidupkan jika posisi transmisi sedang masuk gigi
Berdasarkan gambar di samping , dapat diambil kesimpulan bahwa rangkaian starter relay pada system starter baru bisa dihubungkan ke massa jika clutch switch dan kickdown switch posisi menutup atau neutral switch saja yang menutup. Clucth switch menutup jika kopling sedang ditarik, sidestand switch menutup jika posisi sidestand sedang dinaikkan (tidak sedang dipakai untuk menyandarkan sepeda motor). Sedangkan neutral swicth menutup kalau posisi gigi transmisi sedang netral (transmisi tidak masuk gigi).
4. Pengukur Volume Bahan Bakar (Fuel Level Meter)
Salah satu kelengkapan sistem instrumentasi pada sepeda motor adalah pengukur kapasitas bahan bakar dalam tangki, dimana sistem ini terdiri dari beberapa komponen antara lain :- Variable resitor, yaitu tahanan yang mempunyai nilai berubah-ubah yang berfungsi sebagai perubah arus listrik, yang mengalir pada unit fuel meter. (diletakkan pada kemudi).
- Pelampung, yaitu komponen yang berfungsi merubah nilai tahanan berdasarkan ketinggian permukaan bahan bakar pada tangki bahan bakar. (diletakkan di dalam tangki bahan bakar).
Pada saat bensin penuh tangkai pelambung akan berada pada posisi nilai tahanan listrik yang kecil pada variabel resitor, sehingga arus listrik yang mengalir pada kumparan 1 lebih besar daripada kumparan 2,yang akan menghasilkan garis gaya medan magnet (flux magnetik), yang akan menghasilkan kutub magnit yang sejenis dengan kutub magnit pada lempengan magnit jarum penunjuk, sehingga magnit tersebut akan saling tolak menolak sehingga jarum berputar kearah “FULL”/penuh, sesuai dengan perputaran dari lempengan magnit.
Prinsip Kerja Pada Saat Bensin Kosong :
Tangkai pelampung berada pada nilai tahanan listrik yang besar, sehingga arus listrik pada kumparan 1 berkurang, yang menjadikan kumparan 2 arus listriknya bertambah, dan akan menghasilkan garis gaya medan magnit yang sejenis dengan kutub magnit jarum, sehingga magnit akan saling tolak menolak, dan lempengan magnit akan berputar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) sampai jarum tepat berada pada posisi “Empty” (kosong)
Bila kunci kontak dimatikan, maka tidak terjadi Flux magnetik pada kedua kumparan, sehingga magnit kembali bergerak berputar pada posisi semula, hal ini disebabkan oleh adanya kemagnitan pada lempengan yang memungkinkan lempengan selalu berada pada posisi tertentu, (kutub magnit selalu menunjuk ke arah utara/seperti halnya kompas).
Tangkai pelampung berada pada nilai tahanan listrik yang besar, sehingga arus listrik pada kumparan 1 berkurang, yang menjadikan kumparan 2 arus listriknya bertambah, dan akan menghasilkan garis gaya medan magnit yang sejenis dengan kutub magnit jarum, sehingga magnit akan saling tolak menolak, dan lempengan magnit akan berputar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) sampai jarum tepat berada pada posisi “Empty” (kosong)
Bila kunci kontak dimatikan, maka tidak terjadi Flux magnetik pada kedua kumparan, sehingga magnit kembali bergerak berputar pada posisi semula, hal ini disebabkan oleh adanya kemagnitan pada lempengan yang memungkinkan lempengan selalu berada pada posisi tertentu, (kutub magnit selalu menunjuk ke arah utara/seperti halnya kompas).
Ada dua jenis pengukur volume bahan bakar, yaitu tipe bimetal dan tipe cross coil. Pada pengukur bahan bakar tipe cross coil, posisi jarum penunjuk tidak akan kembali ke posisi awal (E/empty) meskipun konci kontak posisi OFF. Keuntungan pengukur volume bahan bakar tipe cross coil dibandingkan dengan tipe bimetal adalah ketelitian yang tinggi, sudut jarum penunjuk cukup luas, dan tidak memerlukan pengatur tegangan.
5. Pengukur Suhu Mesin
Banyak digunakan pada pada sepeda motor yang menggunakan sistem pendingin air. Komponen ini berfungsi menunjukkan suhu cairan pendingin (yang mewakili suhu mesin) saat mesin sedang bekerja. Dengan komponen ini, suhu mesin dapat terpantau dan over heat dapat dihindari.
Ada tiga macam bentuk indikator pengukur suhu, yaitu lampu peringatan, indikator makanis dengan jarum penunjuk, dan indiktor digital. Pada sepeda motor yang paling banyak digunakan adalah model lampu peringatan dan digital. Prinsip kerjanya mirip dengan sensor indikator bahan bakar, yaitu dengan merubah nilai hambatan dan dipresentasikan menjadi bentuk suhu digital.
6. Pengukur Tegangan Listrik
Dahulu Volt meter jarang digunakan pada sepeda motor, khususnya yang diproduksi di Indonesia, Prinsip kerjanya sama dengan volt meter yang digunakan pada alat ukur listrik, bedanya volt meter pada sepeda motor dibuat menjadi satu dengan panel instrumen. Volt meterpada sepeda motor sangat benmanfaat pada sepeda motor yang tidak menggunakan kick starter ssehingga pengendara bisa mengontrol tegangan baterai.
7. Mal Indicator Lamp (MIL)
MIL adalah sistem instrumen yang ada pada sepeda motor injeksi, yang mana fungsinya adalah untuk memberi peringatan bahwa ada komponen sensor dikendaraan yang sedang bermasalah, MIL berwarna kuning, MIL akan menyala saatpertama kendaraan dikontak, dan akan menyala lagi ketika ada permasalahan pada sistem sensor di kendaraan dengan model nyala yang bervariasi, tergantung pabrikan pembuat kendaraan
B. Prinsip Kerja Sistem Sinyal
Sistem sinyal berfungsi sebagai sarana komunikasi pengendara sepeda motor dengan pengguna jalan lain (pejalan kaki, pengemudi mobil, truk, bus, dan lain-lain). Sebagian besar kompone sistem sinyal bekerja memanfaatkan energi listrik.
1. Lampu Rem
Pada sepeda motor, lampu rem dengan lampu belakang dibuat menyatu, yang dibedakan dengan tingkat nyalanya. Lampu rem menyala lebih terang dibanding lampu belakang. Lampu rem berfungsi untuk memberikan informasi pada pengendara di belakang bahwa kendaraan tersebut sedang mengerem sehingga menghindari terjadinya benturan. Lampu rem diberi warna merah agar mudah terlihat oleh pengendaraa lain dan nyalanya tidak menyilaukan.
lampu rem terdiri dari beberapa komponen :
a. Kabel-kabel dan sensor
Kabel berfungsi untuk menghantarkan arus listrik agar dapat bekerja, sedangkan soket berfungsi untuk mempermudah penggantian komponen bila terjadi kerusakan.
b. Bohlam Lampu Rem
Menjadi satu dengan lampu belakang, terdapat dua filamen, menggunakan tipe bohlam bayonet, yaitu bohlam yang menggunakan pasak / pin untuk mengunci bohlam pada rumah lampu (fitting), dengan jumlah pin ada 2 buah
c. Sakelar Lampu Rem Depan
Saklar lampu rem depan berfungsi untuk menghubungkan arus dari baterai ke lampu rem jika tuas/handel rem ditarik (umumnya berada pada stang/kemudi sebelah kanan). Dengan menarik tuas rem tersebut, maka sistem rem bagian depan akan bekerja, oleh karena itu lampu rem harus menyala untuk memberikan isyarat/tanda bagi pengendara lainnya
d. Sakelar Lampu Rem Belakang
2. Lampu Sein/ Lampu Tanda Belok
Semua sepeda motor yang dipasarkan dilengkapi dengan sistem lampu tanda belok. Pada beberapa model sepeda motor besar, dilengkapi saklar terpisah lampu hazard (tanda bahaya), yaitu dengan berkedipnya semua lampu sein kiri, kanan, depan dan belakang secara bersamaan. Fungsi lampu tanda belok adalah untuk memberikan isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang ataupun di sisinya bahwa sepeda motor tersebut akan berbelok ke kiri atau kanan atau pindah jalur. Pada beberapa sepeda motor juga dilengkapi dengan lampu hazard (lampu tanda bahaya). Lampu hazard saat bekerja akan mengedipkan semua lampu sein, baik depan maupun belakang, kanan dan kiri
Sistem tanda belok terdiri dari komponen utama, yaitu :- Dua pasang lampu depan dan belakang berfungsi untuk memberi tanda kendaraan akan berbelok, mendahului atau berhenti.
- Sebuah flasher/turn signal relay untuk mengedikan lampu tanda belok, dan Three-way switch (saklar lampu tanda belok tiga arah) sebagai saklar untuk menentukan lampu tanda belok untuk kekanan maupun kekiri.
Jenis Flasher
Flasher tanda belok merupakan suatu alat yang menyebabkan lampu tanda belok mengedip secara interval/jarak waktu tertentu yaitu antara antara 60 dan 120 kali setiap menitnya. Terdapat beberapa tipe flasher, diantaranya;
a) flasher dengan kapasitor,
b) flasher dengan bimetal, dan
c) flasher dengan transistor.
a. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe kapasitor
Contoh rangkaian sistem tanda belok dengan flasher tipe kapasitor seperti terlihat di bawah ini:
Cara kerja sistem tanda belok dengan flasher tipe kapasitor
Pada saat kunci kontak dihubungkan, namun saklar lampu sein masih dalam posisi off, arus mengalir ke L2 melalui plat kontak P kemudian mengisi kapasitor. Setelah saklar lampu sein diarahkan ke salah satu lampu, arus kemudian juga mengalir ke L1 terus ke lampu tanda belok sehingga lampu menyala. Saat ini L1 menjadi magnet.
Sesaat setelah kumparan L1 menjadi magnet, plat kontak (contact point) P terbuka, sehingga arus yang mengalir ke lampu kecil karena melewati tahanan R. Plat kontak tetap dalam kondisiter buka selama kumparan L2 masih menjadi magnet yang diberikan oleh kapasitor sampai muatan dalam kapasitor habis .
Setelah muatan kapasitor habis, kemagnetan pada kumparan hilang dan plat kontak akan menutup kembali. Arus yang besar mengalir kembali ke lampu sehingga lampu akan menyala dan juga terjadi pengisian ke dalam kapasitor. Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu tanda belok berkedip, dan saklarnya dimatikan.
b. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Bimetal
Sistem tanda belok tipe ini yaitu dengan mengandalkan kerja dari dua keping/bilah (strip) bimetal untuk mengontrol kedipannya. Bimetal terdiri dari dua logam yang berbeda (biasanya kuningan dan baja) yang digabung menjadi satu. Jika ada panas dari aliran listrik yang masuk ke bimetal, maka akan terjadi pengembangan/pemuaian dari logam yang berbeda tersebut dengan kecepatan yang berbeda pula. Hal ini akan menyebabkan bimetal cenderung menjadi bengkok ke salah satu sisi. Dalam flasher tipe bimetal terdapat dua keping bimetal yang dipasang berdekatan dan masing-masing mempunyai plat kontak pada salah satu ujungnya.
Sistem tanda belok tipe ini yaitu dengan mengandalkan kerja dari dua keping/bilah (strip) bimetal untuk mengontrol kedipannya. Bimetal terdiri dari dua logam yang berbeda (biasanya kuningan dan baja) yang digabung menjadi satu. Jika ada panas dari aliran listrik yang masuk ke bimetal, maka akan terjadi pengembangan/pemuaian dari logam yang berbeda tersebut dengan kecepatan yang berbeda pula. Hal ini akan menyebabkan bimetal cenderung menjadi bengkok ke salah satu sisi. Dalam flasher tipe bimetal terdapat dua keping bimetal yang dipasang berdekatan dan masing-masing mempunyai plat kontak pada salah satu ujungnya.
Cara kerja sistem tanda belok dengan flasher tipe bimetal
Pada saat saklar lampu sein digerakan (ke kiri atau kanan), arus mengalir ke voltage coil (kumparan) yang akan membuat kumparan tersebut memanas dan bengkok. Setelah kebengkokan-nya sampai menghubungkan kedua plat kontak di bagian ujungnya, arus kemudian mengalir ke current coil (kumparan arus) terus ke lampu sein/tanda belok dan akhirnya ke massa (gambar 7). Saat ini lampu sein menyala dan current coil akan mulai bengkok menjauhi voltage coil.
Setelah kebengkokan current coil membuat plat kontak terpisah/terbuka, maka lampu sein mati. Selanjutnya current coil akan menjadi dingin setelah arus yang mengalir hilang dan akhirnya bimetal-nya akan lurus kembali posisinya sehingga plat kontak menempel kembali dengan plat kontak yang dari voltage coil. Arus akan mengalir kembali untuk menghidupkan lampu sein. Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu tanda belok berkedip.
c. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Transistor
Sistem tanda belok dengan flasher menggunakan transistor merupakan tipe flasher yang pengontrolan kontaknya tidak secara mekanik lagi, tapi sudah secara elektronik. Sistem ini menggunakan multivibrator oscillator untuk menghasilkan pulsa (denyutan) ON-OFF yang kemudian akan diarahkan ke flasher (turn signal relay) melawati amplifier penguat listrik. Selanjutnya flasher akan hidup-matikan lampu tanda belok agar lampu tersebut berkedip.
Sistem tanda belok dengan flasher menggunakan transistor merupakan tipe flasher yang pengontrolan kontaknya tidak secara mekanik lagi, tapi sudah secara elektronik. Sistem ini menggunakan multivibrator oscillator untuk menghasilkan pulsa (denyutan) ON-OFF yang kemudian akan diarahkan ke flasher (turn signal relay) melawati amplifier penguat listrik. Selanjutnya flasher akan hidup-matikan lampu tanda belok agar lampu tersebut berkedip.
Flasher tipe transistor tidak menghasilkan bunyi pada saat bekerja, dan dimensinya lebih kecil dibandingkan tipe mekanis, Flasher ini lebih sering digunakan pada lampu sein yang sudah menggunakan LED. Harganya relatif lebih mahal dibanding flasher mekanis, yang umumnya digunakan oleh sepeda motor dengan lampu sein tipe bohlam.
Klakson berfungsi untuk : memberi tanda/isyarat dengan bunyi. Sedangkan bunyi itu timbul karena adanya getaran. Agar klakson dapat didengar dengan baik dan sesuai dengan peraturan, maka klakson harus mempunyai frekuensi getaran antara 1800 – 3550 Hz. Klakson yang paling banyak digunakan oleh sepeda motor adalah tipe klakson listrik
Cara Kerja Klakson Listrik
Saat saklar klakson ditekan, arus dari baterai mengalir melalui saklar klakson, terus ke kumparan, menuju platina dan selanjutnya ke massa. Inti besi kumparan menjadi magnet dan menarik armature. Kemudian armature membukakan platina sehingga arus ke massa terputus.
Dengan terputusnya arus tersebut, kemagnetan pada Inti besi kumparan hilang, sehingga armature kembali ke posisi semula.karena adanya plat pegas. Hal ini menyebabkan platina menutup kembali untuk menghubungkaan arus ke massa. Proses ini berlangsung cepat, dan diafragma membuat armature bergetar lebih cepat lagi, sehingga menghasilkan sebuah getaran yang ditangkap oleh telinga manusia sebagai suara atau bunyi.
Saat saklar klakson ditekan, arus dari baterai mengalir melalui saklar klakson, terus ke kumparan, menuju platina dan selanjutnya ke massa. Inti besi kumparan menjadi magnet dan menarik armature. Kemudian armature membukakan platina sehingga arus ke massa terputus.
Dengan terputusnya arus tersebut, kemagnetan pada Inti besi kumparan hilang, sehingga armature kembali ke posisi semula.karena adanya plat pegas. Hal ini menyebabkan platina menutup kembali untuk menghubungkaan arus ke massa. Proses ini berlangsung cepat, dan diafragma membuat armature bergetar lebih cepat lagi, sehingga menghasilkan sebuah getaran yang ditangkap oleh telinga manusia sebagai suara atau bunyi.
Cara Kerja
Bila kontak pemutus menutup, magnet listrik menarik jangkar dan membran, gerakan jangkar akan membuka kembali kontak-kontak pemutus, kemagnetan hilang, jangkar kembali pada posisi semula akibat dorongan pegas plat.Kondensator gunanya menghilangkan percikan api pada kontak pemutus. Baut penyetel berfungsi untuk menyetel kerenggangan kontak pemutus dengan jangkar.
Bila kontak pemutus menutup, magnet listrik menarik jangkar dan membran, gerakan jangkar akan membuka kembali kontak-kontak pemutus, kemagnetan hilang, jangkar kembali pada posisi semula akibat dorongan pegas plat.Kondensator gunanya menghilangkan percikan api pada kontak pemutus. Baut penyetel berfungsi untuk menyetel kerenggangan kontak pemutus dengan jangkar.
C. Perawatan Berkala Sistem Intrument dan Sinyal
Sistem Instrument dan sinyal pada sepeda motor harus dapat berfungsi dengan baik, untuk menjaga hal tersebut dibutuhkan perawatan berkala. Berikut adalah beebrapa pekerjaan yang dapat dilakukan untuk merawat sistem instrumen dan sinyal
1. Pemeriksaan Tegangan Baterai
Tegangan baterai harus diukur secara berkala untuk memastikan ketersediaan energi listrik pada sistem kelistrikan sepada motor. Secara teoritis tegangan baterai berada pada kisaran 12,6 V.
Adapun cara pemriksaan tegangan baterai adalah sebagai berikut :
- Set 0 multimeter, pastikan jarum pada posisi “0”.
- Putar selektor pada skala DC Volt, arahkan pada angka tegangan diatas dari tegangan baterai (diatas 12 V).
- Pasangkan probe merah ke terminal positif baterai dan probe hitam ke terminal negatif baterai.
- Baca hasil pengukuran tegangan baterai, dan bandingkan dengan ukuran tegangan standar baterai.
- Lakukan charging jika hasil pengukuran tegangan dibawah standar
2. Pemeriksaan Komponen Pengaman Rangkain
Pada sistem kelistrikan dilengkapi dengan sistem pengaman berupa sekering. Jumlah sekering bervariasi tergantung tipe sepeda motor. Sekering memiliki elemen konduktor di dalamnya, dan akan terbakar dan putus jika dialiri oleh arus yang melebihi kapasitasnya. Untuk memeriksa sekering, cukup cabut dan perhatikan kondisi kondukor, jika putus berarti ada gangguan pada sistem kelistrikan, seperti kelebihan beban, adanya hubungan singkat. Jika dengan pengamatan kondisi sekering masih terlihat baik, tapi sistem kelistrikan tidak bekerja, maka gunakan ohm meter untuk memeriksanya.
Pemeriksaan dengan ohm meter dengan menghubungkan kedua probe ohmmeter dengan kedua kaki sekering, bila tidak ohmmeter menunjukkan kontinuitas, maka sekering putus, begitu sebaliknya.. Hal yang tidak boleh terlewatkan adalah memeriksa rumah sekering, Terkadang rumah sekering yang sudah rusak membuat sistem kelistrikan tidak bekerja, walaupun sekering sudah diganti.
3. Pemeriksaan Sakelar-sakelar
Seiring dengan pemakaian, sakelar akan mengalami kerusakan atau gangguan terutama pada titik kontaknya. Pemeriksaan sakelar secara sederhana adalah dengan memfungsikan sakelar dan melihat apakah beban dapat bekerja.
Metode lain dengan menggunakan ohmmeter. Dengan ohmmeter dapat diketahui jika sakelar memiliki hambatan yang terlalu besar. Prosedurnya sama dengan pemriksaan sekering, yaitu menghubungkan kedua probe ohmmeter pada kedua terminal sakelar, jika nilai hambatan menunjukkan nilai yang kecil atau mendekati nol, maka dapat dipastikan kondisi sakelar baik.
4. Pemeriksaan dan Penyetelan Klakson
Setiap sepeda motor dilengkapi dengan klakson yang berfungsi untuk memberi peringatan kepada pemakai jalan di depannya agar memberi jalan atau berhati - hati. Kecelakaan lalu lintas sering disebabkan oleh klakson yang tidak berguna dengan baik. Bunyi klakson harus cukup keras tetapi tidak boleh terlalu keras akan mengenjutkan pemakai jalan sehingga mungkin justru akan mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Klakson yang tidak berbunyi bisa disebabkan oleh kontak - kontak yang menghubungkan klakson dengan sumber arusnya terputus, kendor atau kotor. Hubungan klakson dengan sumber arus yang terputus mengakibatkan membran pada klakson tidak bergetar karena tidak terjadi kemagnetan. Dengan tidak adanya getaran tersebut maka tidak timbul bunyi. Kontak - kontak atau sambungan yang kendor juga menghambat jalannya arus listrik sehingga arus yang mengalir sangat kecil dan tidak mampu menimbulkan kemagnetan yang kuat sehingga membran hanya bergetar lemah. Bunyi yang bisa dihasilkan pun kurang keras.
Penyebab lain dari tidak berfungsinya klakson adalah diafragma yang robek, setelan diafragma yang tidak tepat, atau unit kemagnetan rusak. Diafragma yang robek berakibat udara di sebelah diafragma mengalir ke sisi yang lain sehingga getaran udara berkurang dan bunyi yang ditimbulkannya menjadi lemah. Demikian pula akibatnya jika penyetelan tidak tepat. Diafragma yang terlalu kendor mengakibatkan getarannya lemah sedangkan diafragma yang terlalu keras jadi tidak dapat bergetar. Keduanya tidak akan menimbulkan bunyi yang keras.
Beberapa kerusakan yang terjadi pada klakson adalah:
- Klakson berbunyi terus. Penyebabnya adalah arus listrik mengalir terus ke sistem klakson sehingga diafragma bergetar terus - menerus dan menimbulkan bunyi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh batang elektro magnetik dari relai macet pada kedudukan menutup atau kontak klakson macet pada kedudukan menutup
- Klakson tidak berbunyi sama sekali. Penyebabnya adalah arus listrik tidak mengalir ke sistem klakson karena sekering putus, kerusakan pada relai, kerusakan pada kontak pemutus atau kabelnya putus. Penyebab lainnya adalah arus listrik dari baterai lemah sehingga kemagnetan yang ditimbulkan tidak kuat untuk menggetarkan diafragma. Setelan klakson yang salah juga bisa menyebabkan klakson tidak berbunyi.
- Bunyi klakson kurang keras. Bunyi klakson yang kurang keras bisa disebabkan oleh kerusakan pada diafragma. Diafragama robek, berlubang, atau terlalu kendor menyebabkan bunyi klakson kurang keras. Setelan diafragma yang kendor dapat disetek dengan memutar baut penyetel ke kiri atau ke kanan sesuai dengan kerasnya bunyi yang dikehendaki.
Pemeriksaan dan penyetelan klakson:
- Hubungkan secara seri sebuah ampermeter antara klakson dan tombol klakson seperti pada gambar berikut:
- Kendorkan baut penyetel klakson
- Putar kunci kontak pada posisi ON
- Tekan tombol klakson sambil mengatur kekerasan baut penytelannya. Bunyi klakson yang terbaik adalah bila besar arusnya sekitar 2 - 3 amper.
- Jika klakson tidak berbunyi, lakukan pemeriksaan sebagai berikut:
- Lepas klakson
- Sambungkan langsung kedua kabel klakson dengan terminal baterai.
- Jika klakson berbunyi berarti klakson baik
- Sambungkan kabel positif multimeter ke kabel hijau muda dalam kotak lampu depan.
- Sambungkan kabel negatir multimeter pada body sambil tekan tombol klakson.
- Jika jarum multimeter bergerakt berarti tombol baik. Jika tombol klakson baik berarti penyebab gangguan terlatak di bagian lain. Mungkin sekering putus. kabel lepas atau kendor, atau terjadi hubungan singkat. Untuk itu periksa sekering dan kabel - kabelnya
Sama seperti lampu lainnya, lampu panel instrumen juga dapat putus atau mati. Lampu-lampu ini meliputi indikator posisi gigi, indikator lampu jauh, lampu panel instrumen, lampu indikator sein, lampu indikator netral, dan lain-lain. Untuk memeriksanya cukup menyalakan lampu indikator, biasanya lampu ini jarang mati terutala lampu indikator yang sudah menggunakan LED. Lampu indikator yang mati segera di ganti, tanpa lampu tersebut kita tidak bisa mengetahui kinerja lampu dan komponen yang diwakilinya.
Perlu diketahui, tidak semua lampu indikator akan selalu menyala. Pada sepeda motor injeksi, yang dilengkapi dengan beberapa sistem kontrol elektronik memiliki lampu indikator tambahan. Lampu indikator tersebut berfungsi untuk peringatan jika terjadi kerusakan atau gangguan. Lampu indiator yang seperti itu hanya akan menyala sesaat saat kunci kontak diputar ke ON dan akan mati dengan sendirinya.
6. Penyetelan Sakelar Lampu Rem Belakang
Sakelar lampu rem belakang perlu disetel jika jarak bebas rem belakang disetel menjadi lebih dekat/pendek. JIka tidak disetel biasanya saat pedal rem belakang diinjak lampu rem tidak akan menyala. Untuk menyetelnya cukup memutar mur penyetel yang ada di bodi sakelar rem belakang. Sebaiknya saat pedal rem mulai diinjak lampu rem sudah mulai menyala, agar pengguna jalan lain dapat mengantisipasi saat proses pengereman dilakukan.
7. Pemeriksaan Nyala Lampu-Lampu
Pemeriksaan nyala lampu inilah yang paling sering dilakukan oleh mekanik bengkel, baik bengkel resmi maupun umum. Pemeriksaan ini dilakukan bersamaan dengan perawatan berkala. Kondisi suatu lampu atau instrumen dan sinyal dapat diketahui dengan pemeriksaan ini. Misalnya lampu rem yang menyala redup menandakan adanya permasalahan pada rangkaian lampu rem. Bila semua lampu menyala dengan terang dan sesuai dengan fungsinya, tidak perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena dapat dipastikan kondisi sistem instrumen dan sinyal berada dalam kondisi baik.
1 komentar:
Menurut saya jika ada penjelasan melalui video lebih mempermudah pembaca untuk memahami, namun ini sudah sangat baik dan mudah untuk di fahami 👍
Posting Komentar