Jumat, 17 Juli 2020

PERAWATAN BERKALA SISTEM KELISTRIKAN

Pada saat di kelas X SMK, kamu sudah mempelajari dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dalam bidang otomotif. Di kelas XI kamu akan mempelajari komponen utama dalam kendaraan beserta cara perawatan dan pebaikannya.
Komponen utama pada kendaraan adalah : Mesin, Chasis dan pemindah tenaga, dan sistem kelistrikan (kelistrikan mesin dan kelistrikan bodi kendaraan)
komponen dalam sistem kelistrikan antara lain : baterai, fuse, fusible link, relay, kabel, sakelar, massa, dan beban (lampu, klakson dan lain-lain).
  
Gambar 1.1  Perawatan berkala pada baterai
Gambar di atas merupakan contoh pemeliharaan pada baterai dengan mengukur tegangan baterai. baterai merupakan komponen kelistrikan yang berfungsi sebagai sumber tegangan listrik. Standar tegangan baterai adalah 12 V, dan apabila kurang dari 12 V maka harus diisi ulang.

A. Konsep Dasar Sistem Kelistrikan    
Sistem kelistrikan berfungsi untuk mensuplay arus listrik dalam kendaraan. Ada beberapa fungsi sistem kelistrikan antara lain : memungkinkan busi dapat menyala dan mesin dapat bekerja, sistem keamanan dan kenyamanan dalam berkendara dan lain-lain.
Pembagian sistem kelistrikan : 
1. Sistem kelistrikan mesin adalah semua rangkain kelistrikan pada mesin mobil.
rangkaian energi listrik yang dibuat untuk membantu menghidupkan mesin dan mempertahankan proses kerja mesin secara efisien.  Dengan kata lain, dengan adanya kelistrikan pada mesin maka sebuah mesin bisa hidup (menghasilkan putaran) dengan lembut dan berkelanjutan.
Contohnya ada pada busi, busi merupakan komponen untuk memercikan api agar pembakaran mesin bisa terjadi. selain sistem pengapian ada bebarapa sistem kelistrikan mesin pada kendaraan yaitu sistem starter dan sistem pengisian.
2. Sistem kelistrikan bodi, sistem ini terpisah dengan mesin, tapi masih memiliki sumber listrik yang sama yaitu baterai. Sistem kelistrikan bodi kendaraan meliputi sistem penerangan, sistem pengamanan, sistem assesoris, sistem AC, dan sistem audio
 
Gambar 1.2 Tata letak kelistrikan mesin

Sistem kelistrikan terdiri dari beberapa komponen yang menyusunnya, komponen ini akan menjadi satu rangkaian kelistrikan. . Adapaun komponen tersebut antara lain :
  1. Baterai
Aki yang disebut juga accumulator adalah komponen penyimpan arus listrik yang biasa digunakan untuk menyalakan sebuah rangkaian kelistrikan ditempat dimana tidak ada sumber listrik.
Pada kendaraan, sebenarnya aki hanya dipakai untuk menyalakan motor starter dan menyalakan semua kelistrikan kendaraan disaat mesin dalam keadaan mati.
Itu karena mobil dan motor memiliki sumber energi listrik yang dinamakan altenator, altenator ini selain berfungsi sebagai sumber listrik pada kendaraan juga digunakan untuk mengisi ulang arus listrik pada aki.
Sehingga, meski aki kendaraan tidak pernah dicharge, tidak ada istilah low battery seperti pada ponsel kita.   

Apa Fungsi Aki Pada Kendaraan ?

Aki pada kendaraan roda empat memiliki 6 fungsi yakni
  1. Menyalakan sistem starter untuk menghidupkan mesin
  2. Memberi arus induksi pada rotor altenator
  3. Memberikan suplai arus listrik ke dashboard sebagai sistem informasi terkait kendaraan saat pertama kali pengemudi masuk kekabin.
  4. Membuka dan mengunci door lock (yang diaktifkan lewat kunci kontak)
  5. Memberi tegangan referensi ke ECU saat mesin belum menyala
  6. Menghidupkan electric fuel pump ketika mesin akan dinyalakan
2. Sistem Pengaman Kelistrikan
 Sirkuit kelistrikan kendaraan terdiri atas bebarapa sistem. Karena beberapa factor sering terjadi kerusakan pada sirkuit kelistrikan,misal: hubungan singkat yang dapat menyebabkan kerusakan pada komponen sistem kelistrikan tertentu. Untuk itu diperlukan suatu komponen yang dapat melindungi (pengaman) sirkuit kelistrikan pada kendaraan.
Sekring/fuse, fusible link dan circuit breaker , insulating kabel, clam kabel, dan konectoctor yang digunakan sebagai komponen komponen yang melindungi sirkuit. Barang barang ini disisipkan kedalam sirkuit kelistrikan dan sistem kelistrikan untuk melindungi kabel-kabel dan conector yang digunakan dalam sirkuit untuk mencegah timbulnya kebakaran oleh arus yang berlebihan atau hubungan singkat.
Komponen yang termasuk ke dalam sistem pengaman antara lain : sekering (fuse)fusible link, dan circuit breaker
a. sekering atau fuse
merupakan komponen sistem pengaman yang banyak digunakan sebagai pencegah kerusakan akibat kelebihan arus, konsleting (hubungan singkat). Bila arus yang berlebihan melalui sirkuit,maka sekring akan berasap atau terbakar yang menandakan elemen dalam sekring mencair sehingga sistem sirkuit terbuka dan mencegah komponen komponen lain dari kerusakan yang disebabkab oleh arus yang berlebihan.  

Gambar 1.3 Tabel kapasitas dan warna sekring

Sekring mencegah kelebihan arus listrik, cara menghitung besar arus yang melewati rangkaian adalah dengan hukum Ohm.

V = tegangan (V)
I  = kuat arus (A)
R = hambatan (ohm)
Dari gambar diatas, kita dapat mengingat rumus dengan mudah dengan cara menutup salah satu huruf untuk mencari rumusnya. Contoh jika kita ingin mencari nilai tegangan listrik, tutup huruf V pada segitiga diatas, maka didapat rumusnya adalah IR, dan begitu pula untuk mencari rumus lainnya caranya sama.
Selain dengan hukum ohm, arus listrik bisa dihitung dengan rumus daya 
P = V x I
P = daya yang dihasilkan (watt)
V = tegangan (V)
I  = Kuat arus (A)

b. Fusible Link
Secara umum fungsi dan konstruksi dari komponen fusible link hampir sama dengan komponen fuse atau sekering. Perbedaan utama dari fusible link dengan fuse adalah dari kapasitas arus maksimum yang dapat melewati komponen pengaman tersebut.
Pada fusible link, kapasitas arus yang dapat melewati komponen tersebut lebih besar dibandingkan dengan fuse.
Fusible link sendiri berfungsi sebagai komponen pengaman rangkaian kelistrikan ketika terjadi hubungan pendek (konsleting) atau terjadi kelebihan arus.
Fusible link dapat digunakan untuk arus yang lebih besar dikarenakan pada fusible link memiliki ukuran yang lebih besar dan elemen yang lebih tebal.
Sama halnya dengan fuse, ketika terjadi konsleting listrik maka fuse akan terbakar dan putus. Hal ini juga terjadi pada fusible link, ketika terjadi konsleting listrik maka elemen pada fusible link juga akan terbakar dan putus.
Jika fusible link sudah terbakar atau putus maka fusible link sudah tidak dapat digunakan dan harus diganti dengan yang baru.


Gambar  1.4 fusible link
c. Circuit Breaker
Circuit breaker digunakan sebagai pengganti sekring untuk melindungi dari kesulitan pengiriman tenaga dalam sirkuit, seperti power windows dan sirkuit pemanas (heater)
Tipe circuit breaker
Circuit breaker menurut tipenya dapat digolongkan dalam 3 (tiga) tipe,yaitu: Manual reset type Mechanical , Automatic resetting type Mechanical dan Automatically reset solid state type.
Konstruksi

Prinsip dasar dari circuit breaker tipe Manual reset type Mechanical dan Automatic resetting type Mechanical terdiri dari sebuah lempengan bimetal yang dihubungkan pada kedua terminal dan satu diantaranya bersentuhan
Gambar 1.5 konstruksi circuit breaker tipe manual reset dan automatic reset

a) Cara kerja
Bila sejumlah arus yang berlebihan mengalir melalui circuit breaker,maka bimetal menjadi panas. Dan ini menyebabkan lempengan membengkok, circuit breaker hubunganya terbuka dan memutuskan aliran arus.
b) Tipe penyetelan
Circuit breaker dapat disetel. Penyetelannya ada tipe otomatis dan tipe biasa.
 Tipe penyetelan otomatis
Circuit yang menyetel secara otomatis (rating 7,5 A) digunakan khusus untuk melindungi rangkaian dari selenoid door lock (system 12V) yang membuka karena arus yang berlebihan tetapi akan menyetel secara otomatis ketika temperatur dari lempengan bimetal turun.
 Tipe penyetelan biasav
Circuit breaker penyetelan biasa (manually-reset type mechanical) dilengkapi untuk system 12 V dan 24 V. Ukuran arusnya adalah 10A,14A,20A dan 30A

gambar 1.6 bimetal pada circuit breaker

Circuit breaker ada didalam junction block atau kotak sekring. Saat circuit breaker terbuka disebabkan adanya arus yang berlebihan, circuit breaker disetel kembali seperti yang diperlihatkan dibawah ini:

gambar 1.7 circuit breaker tipe manual

3. Kabel Kelistrikan 
Pada rangkaian kelistrikan membutuhkan sebuah komponen untuk menghubungkan antara komponen-komponen satu dengan yang lainnya yang ada di dalam sistem kelistrikan kelistrikan tersebut.
Untuk itulah maka pada rangkaian kelistrikan dibutuhkan kabel. Kabel merupakan komponen penghantar yang terisolasi yang berfungsi untuk menghubungkan antara komponen satu dengan yang lainnya pada sebuah rangkaian kelistrikan.
Kabel yang digunakan pada kendaraan, baik pada kendaraan sepeda motor, kendaraan ringan maupun kendaraan diesel dikategorikan sebagai auto cable yaitu spesifikasi kabel yang disesuaikan dengan keperluan kendaraan pada umumnya yang memiliki tegangan kerja 12/ 24 DC Volt.
Kabel-kabel yang digunakan pada kendaraan antara lain :
1. Kabel yang digunakan untuk penghantar arus besar
Kabel yang digunakan untuk mengalirkan arus yang besar yang berasal dari tegangan baterai memiliki ukuran diameter kabel yang besar. Contoh pemakaian kabel yang digunakan untuk penghantar arus besar yaitu kabel yang menghubungkan antara positif baterai dengan motor starter dan kabel yang menghubungkan negatif baterai dengan massa kendaraan.
2. Kabel yang digunakan untuk penghantar arus kecil
Kabel yang digunakan untuk mengalirkan arus yang kecil tidak membutuhkan ukuran diameter kabel yang besar, yaitu digunakan kabel dengan ukuran diameter yang kecil dan disesuaikan dengan kebutuhan pada sistem kelistrikan kendaraan. Sebagai contohnya, antara kabel yang digunakan untuk menggerakkan motor starter dan kabel yang digunakan untuk menyalakan lampu sein memiliki ukuran yang berbeda. Kabel yang digunakan untuk menggerakkan motor starter harus memiliki diamter kabel yang besar karena motor starter membutuhkan daya yang besar untuk menggerakkannya, berbeda dengan sistem kelistrikan lampu sein, untuk menyalakan lampu sein hanya membutuhkan daya yang kecil.

Contoh kabel yang digunakan untuk menghantarkan arus kecil adalah kabel yang digunakan pada sistem penerangan, kabel yang digunakan untuk sistem AC, kabel yang digunakan untuk power windows, kabel yang digunakan untuk menggerakkan motor wiper dan lain sebagainya.
3. Kabel yang digunakan untuk penghantar data informasi
Kabel yang digunakan sebagai penghantar data informasi yaitu berguna untuk menyalurkan arus yang kecil yang berasal dari sistem kontrol elektronik pada mesin EFI. Kabel jenis ini memiliki kontruksi yang khusus yang mampu melindungi arus listrik dari pengaruh gaya elektromagnetik.

Bila kabel yang digunakan untuk mengirimkan data informasi ini menggunakan kabel biasa maka nantinya data yang dikirimkan tidak akurat jika terkena gaya elektromagnetik sehingga akan membuat kinerja mesin menjadi tidak dapat bekerja dengan normal.

Contoh penggunaan kabel penghantar data informasi ini adalah kabel yang digunakan pada sensor-sensor mesin EFI, kabel-kabel yang digunakan pada aktuator-aktuator mesin EFI dan lain sebagainya.

Komponen-komponen kabel
Komponen-komponen penting yang harus ada pada kabel antara lain :
1. Penghantar
Penghantar atau konduktor merupakan bagian dari kabel yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik.

2. Isolator
Isolator merupakan bagian dari kabel yang terbuat dari bahan dielektrik (tidak dapat menghantarkan arus) yang berfungsi untuk melindungi atau mengisolasi penghantar satu dengan yang lainnya agar tidak berhubungan, selain itu juga berfungsi untuk melindungi lingkungan disekitarnya agar tidak terjadi kebocoran arus.

Pada isolator juga dilengkapi komponen pelindung dari gaya elektromagnetik yaitu untuk melindungi arus listrik dari pengarus gaya elektromagnetik.

3. Pelindung luar
Pelindung luar yang terdapat pada kabel berfungsi untuk memberikan perlindungan kabel terhadap kerusakan mekanis, pengaruh dari bahan-bahan kimia, api dan lain sebagainya yang dapat merugikan.




4. Relay
Relay merupakan salah satu komponen elektronika yang beroperasi atau bekerja jika ada aliran listrik yang menuju ke relay. Relay ini bekerja seperti saklar, yaitu digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus.

Pada relay terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian kumparan atau elektromagnet dan bagian kontak point (saklar).

Bagian kumparan, bila dialiri arus listrik maka pada bagian kumparan ini akan menghasilkan gaya elektromagnet.

Pada bagian kumparan inilah nantinya yang berfungsi untuk menarik kontak point agar dapat terputus atau terhubung tergantung dengan jenis relaynya.

Bila kontak point terhubung maka arus listrik dapat mengalir sedangkan bila kontak point terbuka maka aliran arus listrik terputus.

Fungsi relay pada rangkaian kelistrikan
Relay yang digunakan pada rangkaian kelistrikan pada umumnya memiliki fungsi sebagai berikut :
·         Relay berfungsi untuk mengendalikan sirkuit dengan tegangan tinggi dengan bantuan signal tegangan rendah.
·         Relay berfungsi untuk mengamankan saklar dari arus yang besar.
·         Relay berfungsi untuk memperpanjang umur saklar.
·         Relay dapat memperkecil terjadinya penurunan tegangan atau voltage drop yang menuju ke beban.
·         Pengunaan relay dapat mempersingkat atau memperingkas rangkaian, arus dari baterai dapat langsung ke beban tanpa melewati komponen elektronika lainnya.
Kontruksi relay

Kontruksi dari komponen relay dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


Pada gambar diatas diperlihatkan relay dengan empat terminal, yaitu terminal 30, terminal 87, terminal 86 dan terminal 85.
  • Terminal 30 dihubungkan dengan terminal positif baterai.
  • Terminal 87 dihubungkan dengan beban (contohnya lampu, klakson, motor starter dan lain-lain).
  • Terminal 85 dihubungkan ke saklar dan mendapatkan arus positif (digunakan sebagai signal).
  • Terminal 86 dihubungkan ke massa atau ground atau negatif baterai.

Jenis relay berdasarkan posisi awal dari kontak pointnya dibagi menjadi dua yaitu tipe Normally Close (NC) dan tipe Normally Open (NO).

5. Sakelar (SWITCH)

Saklar pada sistem kelistrikan berfungsi untuk memutus dan menghubungkan sistem kelistrikan. Dengan adanya saklar, maka setiap komponen dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh pengemudi. Saklar pada mobil memiliki 2 ( dua ) jenis pengendali, yaitu
a. Pengendali Positif
Saklar jenis pengendali positif ini terletak pada jalur positif arus listrik. Fungsinya menghubungkan dan memutuskan arus listrik Positif (+).
b. Pengendali Negatif
saklar jenis pengendali negatif ini terletak pada jalur negatif arus listrik. Fungsi menghubungkan dan memutus arus listrik Negatif (-).

Adapun jenis-jenis saklar yang digunakan pada mobil yaitu :
1. Saklar Putar ( Ignition Switch )
Saklar putar atau ignition switch adalah jenis saklar yang cara penggunakaanya diputar. Biasanya digunakan pada kunci kontak mobil yang menggunakan anak kunci untuk memutarnya.
2. Saklar Tekan ( Push Switch )
Saklar tekan adalah jenis saklar yang cara penggunaanya ditekan sekali untuk mengaktifkannya dan ditekan kembali untuk melepasnya ( meng off kannya). Saklar jenis ini digunakan pada lampu hazard pada mobil.
3. Saklar Ungkit ( Seesaw Switch )
Saklar ungkit adalah jenis saklar yang cara penggunaannya ditekan. Saklar ungkit biasanya digunakan untuk mengaktifkan sistem pengunci pintu mobil.

4. Saklar Tuas  ( Lever Switch )
Saklar ungkit adalah jenis saklar yang cara penggunaannya diungkit menggunakan tangan. saklar jenis ini terletak pada stir mobil yang digunakan untuk mengaktifkan jenis lampu belok.


5. Saklar Level  ( Reed Stich )
saklar level adalah  saklar yang cara pengaktifkannya tidak dilakukan oleh manusia. Namun secara otomatis akan aktif sesuai dengan level standar yang ditentukan. Jenis saklar ini digunakan pada tabung penyimpan minyak rem, tabung pemisah air dan bahan bakar solar, serta terdapat pada tangki bahan bakar.

6. Saklar Temperatur ( Temperatur Switch )
Saklar temperatur adalah saklar yang bekerja secara otomatis terhadap temperatur disekitarnya. jenis saklar ini digunakan pada saklar pengukur suhu air pendingin mesin.

B. Perawatan Berkala Pada Sistem Kelistrikan  
Perawatan berkala tidak hanya pada mesin, chasis dan pemindah tenaga saja, perawatan berkala juga perlu dilakukan pada sistem kelistrikan kendaraan
1. Perawatan Berkala Pada Baterai Mobil

Baterai atau accu pada kendaraan merupakan sumber listrik pada rangkaian kelistrikan di kendaraan. Saat mesin akan dihidupkan maka baterailah yang mensuplai arus ke motor stater, dan setelah mesin sudah hidup maka altenator akan mengisi kembali arus pada baterai.


Sehingga tanpa adanya baterai maka kendaraan khususnya mobil tidak akan dapat menyala karena untuk menghidupkan kendaraan ini menggunakan elektrik starter.

Penggunaan baterai secara terus-menerus akan mengakibatkan penurunan kemampuan baterai sehingga pada baterai perlu dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan baterai berguna untuk mengetahui kondisi baterai apakah masih baik atau sudah buruk, adapaun pemeriksaan pada baterai dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan secara visual dan pemeriksaan baterai dengan alat ukur.

Pemeriksaan baterai secara visual

1. Pemeriksaan kondisi dari kotak baterai
Pemeriksaan secara visual yang pertama adalah pemeriksaan kondisi dari kotak baterai. Kotak baterai merupakan bagian paling luar baterai dan dapat langsung dilihat kondisinya secara langsung.

Kotak baterai yang masih normal bentuknya masih rata dan lurus, tidak menggelembung, tidak ada keretakan pada kotak baterai dan tidak terjadi kebocoran pada kotak baterai. Sehingga bila ditemui baterai kondisi kotak baterai yang tidak normal misalnya ada yang retak atau bocor atau tidak rata atau menggelembung maka lakukan penggantian baterai.

2. Pemeriksaan terminal baterai
Pemeriksaan secara visual yang kedua adalah melakukan pemeriksaan terminal baterai terhadap kerusakan atau kotoran. Baterai yang sering digunakan maka lama-kelamaan juga akan berdampak pada terminal baterai yaitu terminal baterai menjadi kotor.

Terminal baterai dapat menjadi kotor karena debu yang menembel pada terminal atau karena terjadinya reaksi kimia yang memungkinkan pada terminal terjadi proses oksidasi. Jika terminal baterai kotor maka lakukan pebersihan terminal karena terminal yang kotor akan menambah hambatan arus untuk mengalir.

Jika terminal mengalami oksidasi (muncul bintik-bintik putih) dapat dibersihkan menggunakan air panas yang disiramkan ke terminal-terminal baterai tersebut kemudian lap sampai bersih.


Selain itu periksa kondisi terminal dari kerusakan (ada bagian yang patah atau tidak), karena jika terminal rusak nanti akan membuat klem pada terminal tidak kencang.

3. Pemeriksaan jumlah elektrolit
Pemeriksaan secara visual yang ketiga adalah pemeriksaan jumlah elektrolit di dalam baterai (hanya berlaku untuk baterai basah). Tinggi elektrolit dalam baterai dapat diketahui dengan melihat tinggi permukaan elektrolit dengan batas atas atau batas bawah pada kotak baterai.

Jumlah elektrolit pada baterai harus sesuai isinya, jangan sampai berlebih dan jangan sampai kurang. Cara untuk mengetahui jumlah elektrolit itu tepat adalah tinggi permukaan elektrolit harus berada diantara tanda lower level dan upper level (batas bawah dan batas atas).

Jika tinggi permukaan elektrolit berada di atas tanda upper maka jumlah elektrolit terlalu banyak sehingga harus dikurangi, namun bila tinggi elektrolit dibawah tanda lower maka jumlah elektrolit di dalam baterai kurang. Jika kurang maka perlu ditambahan, penambahan ini menggunakan air suling.

4. Pemeriksaan tutup baterai dan saluran ventilasi
Pemeriksaan secara visual keempat adalah memeriksa tutup baterai dan saluran ventilasi pada tutup baterai. Pada tutup baterai terdapat lubang ventilasi yang berfungsi untuk mengeluarkan gas hasil reaksi kimia saat proses pengisian dan proses pengosongan.

Jika lubang ventilasi ini tersumbat maka dapat mengakibatkan gas hasil proses kimia tersebut tidak dapat keluar dari kotak baterai yang nantinya dapat menyebabkan kotak baterai melembung. Sehingga selalu pastikan bahwa lubang ventilasi pada tutup baterai jangan sampai tersumbat.

Selain itu pengecekkan kekencangan pemasangan tutup baterai juga harus diperiksa, jangan sampai tutup baterai kendor yang nantinya dapat menyebabkan elektrolit tumpah.

Pemeriksaan baterai menggunakan alat ukur
1. Pemeriksaan tegangan pada baterai
Pemeriksaan dengan menggunakan alat ukur yang pertama adalah pemeriksaan tegangan baterai. Tegangan baterai dapat diperiksa menggunakan alat volt meter atau bisa menggunakan multimeter/ multitestes pada skala volt.

Pemeriksaan tegangan menggunakan multimeter dilakukan dengan cara :
  1. Set 0 multimeter, pastikan jarum pada posisi “0”.
  2. Putar selektor pada skala DC Volt, arahkan pada angka tegangan diatas dari tegangan baterai (diatas 12 V).
  3. Pasangkan probe merah ke terminal positif baterai dan probe hitam ke terminal negatif baterai.
  4. Baca ukuran baterai.
Tegangan baterai yang baik yaitu menunjukkan angka 12 volt atau diatasnya. Bila tegangan baterai kurang maka ada kemungkinan baterai butuh di charger atau baterai sudah rusak.

Pemeriksaan dengan menggunakan alat ukur kedua yaitu pemeriksaan berat jenis baterai (pada baterai basah). Pemeriksaan berat jenis dapat menggunakan hydrometer.

Cairan elektrolit akan bereaksi secara kimia saat terjadinya pengosongan atau pengisian listrik.

Nilai berat jenis elektrolit baterai diperiksa pada tiap-tiap selnya. Jika baterai baik (kondisi terisi) maka akan menunjukkan berat jenis sekitar 1,25 sampai 1,27.


2. Perawatan Berkala Pada Sekering

Bagaimana cara merawat fuse?
Perawatan berguna untuk memperpanjang umur dari komponen. Perawatan juga perlu dilakukan pada komponen fuse mengingat fungsinya yang sangat penting. Untuk merawat fuse anda dapat melakukan beberapa langkah dibawah ini:
  1. Gunakan fuse yang sesuai dengan kapasitas fuse nya
  2. Fuse biasanya diletakkan pada fuse holder yang tertutup. Tutup fuse holder dengan rapat sehingga jika kejatuhan benda keras fuse tidak pecah atau rusak
  3. Lepas dan pasang fuse secara benar.




3. Perawatan Berkala Pada Lampu dan Kabel
Lampu depan atau head lamp tidak hanya berfungsi menerangi jalan di malam hari tetapi juga memberikan informasi mengenai posisi mobil Anda ke pengendara lain. Oleh karena itu, agar dapat tetap berfungsi dengan optimal dibutuhkan perawatan yang tepat. Bila performanya menurun, tentu akan menggurangi kenyamanan berkendara.
Keadaan ini disebabkan oleh penggunaan bohlam dengan daya listrik yang lebih besar, kabel kelistrikan mulai terganggu hingga berembun akibat menerjang banjir. Kerusakan reflektor atau timbulnya jamur tentu akan mengurangi daya pancar dari bohlam.
Untuk itu, agar performa lampu mobil tetap terjaga dengan baik,  maka diperlukan suatu perawatan tersendiri. Hal tersebut agar membuat lampu bekerja maksimal sehingga perjalanan pun menjadi nyaman terutama pada malam hari
  1. Merawat Bagian Mika
Mika lampu bagian terluar headlamp kerap kita jumpai dapat menguning atau nampak kusam. Hal tersebut, selain menghambat pancaran lampu juga memberikan efek kurang baik untuk penampilan eksterior mobil. Terlihat usang dan tidak sedap dipandang. Beberapa penyebab lampu terlihat kusam adalah penggunaan lampu yang tidak sesuai dengan spesifikasi standar yang direkomendasikan pabrik, juga karena sering parkir sembarangan atau parkir di area terbuka.
Berikut daftar alat yang perlu disiapkan :
  • Kain katun yang berbahan halus
  • Kompon, digunakan untuk memoles cat
  • Detergen pekat atau sabun krem
  • Kaus halus
  • Wadah untuk menampung air
  • Lap chamois
Proses membersihkan mika lampu mobil:
  • Siapkan semua peralatan
  • Lepas mika lampu dari dudukanya agar proses pembersihan dapat dengan mudah menjangkau semua bagian, terutama bagian dalam yang sulit dibersihkan.
  • Gunakan detergen pekat atau sabun krem untuk mencuci seluruh bagian mika lampu yang terbuat dari plastik. Proses pembersihan ini bertujuan untuk mengurangi flek jamur yang menempel pada lampu. Lakukan langkah ini secara berulang-ulang untuk memastikan head lamp mobil anda bersih dari jamur. Untuk menjangkau bagian dalam, anda bisa menggunakan kaus/kain halus agar semua kotorannya terangkat sempurna.
  • Keringkan mika beberapa saat di bawah sinar matahari. Hal ini bertujuan untuk melihat goresan-goresan yang terdapat pada mika lampu.
  • Oleskan kompon pada permukaan mika. Gosok permukaan mika dengan cara memutar ke kanan berulang menggunakan kain halus. Hindari memutar terlalu keras, hal ini berpotensi merusak head lamp mobil anda.
  • Jika baret mika lampu pada mobil terlihat cukup parah, anda bisa memanfaatkan amplas kertas yang dicampur dengan air. Kemudian gosok perlahan permukaan mika. Hindari menggosok permukaan mika terlalu lama, hal ini akan menyebabkan penipisan pada mika. Jadi, anda harus berhati-hati sekaligus teliti ya.
  • Cucilah lampu mobil menggunakan detergen pekat dan bilas hingga bersih. Kemudian lap menggunakan lap chamois untuk menghindari baret halus saat proses pengeringan berlangsung.
  • Pasang kembali mika lampu pada dudukan mobil dengan benar.
Selain cara diatas cara lain yang lebih mudah untuk menghilang­kan efek kusam yaitu anda bisa menggunakan pemoles atau wax khusus mika lampu yang dijual di toko-toko perawatan mobil. Penggunaannya cukup mudah dan bisa dilakukan sendiri.Namun jika efek menguning masih berada di sisi dalam mika, alangkah baiknya jika mobil dibawa ke bengkel spesialis lampu.
  1. Merawat Lampu yang Berembun
Masuknya air kedalam headlamp menjadi penyebab dari hal ini. Kemungkinan terjadi ketika Anda menerjang banjir atau mencuci mobil dengan air bertekanan kencang disaat sealer antara mika dan reflektor mulai getas.
Berikut ini beberapa hal yang harus anda kenali penyebab lampu mobil berembun:
  • Perbedaan suhu udara, penyebab yang pertama adalah karena adanya perbedaan suhu udara di dalam dan di luar.Perbedaan suhu inilah yang biasanya menyebabkan lampu mobil anda berembun.
  • Adanya celah lubang, jika dibiarkan maka celah ini akan menjadi penyebab masuknya air.
  • Karet pada bohlam soket robek.
  • Perekat pada lampu kurang pas.
Cara membersihkan:
  • Lepas head lamp terlebih dahulu.
  • Anda cukup mengelapnya melalui lubang lampu bohlam dengan menggunakan kain microfiber yang telah diikat dengan tongkat kayu kecil.
  • Anda juga bisa membuka bohlam mobil anda.
  • Selain itu, anda juga bisa ambil hairdryer dan memanasi udara dalam lampu dan anda juga harus memperhatikan suhunya jangan terlalu panas karena bisa juga headlamp mobil anda malah rusak.
  • Dengan ini maka akan menghilangkan uap air yang berada di dalam headlamp mobil anda.
  • Pasang kembali bohlam mobil anda
  • Pastikan tidak ada celah walaupun hanya kecil yang bisa digunakan untuk keluar masuk udara.
  • Oles dengan silikon di sekitar celah kecil yang bisa dimasuki oleh udara.
  1. Merawat Bagian Kelistrikannya
Ketika lampu sudah mencapai batas umur pakai, pastikan instalasi kelistrikannya dilakukan dengan baik. Pastikan sambungan terpasang dengan sempurna. Fungsinya untuk menghin­dari hubungan arus pendek atau korsleting. Masalah yang sangat kecil tetapi jika  diabaikan akan terjadi masalah yang fatal juga. .
4. Perawatan Berkala Pada Alternator

Alternator atau disebut juga dinamo ampere pada mobil perlu dirawat mengingat perannya cukup penting sebagai pembangkit listrik untuk keperluan electrical mobil. Seperti menghidupkan lampu depan-belakang, lampu kabin, radio, wiper sampai klakson. Komponen ini bekerja sama dengan aki (baterai) saat bekerja. Alternator biasanya jarang sekali rusak kecuali masa pakai yang telah habis atau aus. Namun alternator baru pun bisa rusak karena perlakuan yang salah. Satu diantara penyebab kerusakan itu adalah beban listrik di mobil yang jauh lebih besar dibandingkan kapasitas maksimalnya.




  

0 komentar: